Medankinian.com, Jakarta– Syukuran Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ikatan Wartawan Online (IWO) dilakukan secara sederhana bertempat di Rukan Fifty 5 Jl. Arteri Kelapa Gading Jakarta pada Minggu (21/02).
Dalam acara tersebut Ketua Umum LBH IWO Dwight George Nayoan, SH atau Sandy Nayoan mengungkapkan dukungannya terhadap Presiden RI Joko Widodo untuk merevisi UU ITE yang menurutnya mengandung pasal karet.
“Sekarang ini era _online_, sehingga masyarakat harus memahami tentang hukum UU ITE, harus tahu juga cara menggunakan agar tidak terjerat hukum, bahkan Presiden Jokowi menilai kalaupun ada permasalahan dalam UU ITE ini harus segera direvisi, dan kami sangat mendukung itu, yang diistilahkan pasal karet, agar masyarakat bisa di beri kebebasan berpendapat, kemerdekaan menyalurkan aspirasi, pemikiran, jadi tidak dibatasi dengan UU ITE ini,” kata Sandy.
“Nah ini perlu disosialisasikan. Yang paling tepat adalah Ikatan Wartawan Online (IWO) ini, mensosialisasikan bagaimana cara penggunaanya agar masyarakat tidak tersangkut masalah hukum,” tegas mantan artis kawakan ini.
Menurutnya, LBH IWO juga berperan aktif membela para jurnalis juga masyarakat yang lemah yang membutuhkan keadilan.
“Justru itu IWO bertugas menangkal berita bohong atau hoax. Dalam waktu dekat sahabat pengacara yang cukup ternama yaitu Mangatur Nainggolan dan juga Sondang Tampubolon akan gabung juga di LBH IWO ini”, tambahnya lagi.
Sementara itu, Ketua Umum IWO Jodhi Yudono menambahkan agar para wartawan juga selalu menjunjung tinggi kode etik dan selalu _chek and balance_ dalam pemberitaan.
” _Spirit_ IWO adalah menjaga peradaban dan kemanusiaan. Berdirinya LBH IWO adalah bagian dari perjuangan IWO secara keseluruhan. Ya, ini memberikan keamanan, kenyamanan dan nanti kesejahteraan. Kini kita masuk dalam tahap keamanan, kenyamanan. Ketika wartawan sudah aman dan nyaman mereka bisa menulis seluas-luasnya tanpa dibayangi rasa ketakutan. Tapi juga kawan-kawan saya ingatkan, jangan mentang-mentang kita sudah punya LBH IWO lalu seenaknya sendiri menulis. Justru (ini) mendorong semangat menulis dan belajar agar menjadi pintar agar tidak mengundang persoalan,” pungkas Jodhi yang juga merupakan seorang budayawan.
(MK/sdf)