Medankinian.com, Medan – Pada awal perdagangan pekan ini, data inflasi di tanah air akan jadi data pembuka yang akan mempengaruhi kinerja pasar keuangan. Meskipun inflasi diproyeksikan akan melandai secara tahunan, namun bukan berarti pasar keuangan akan dengan mudah membukukan kinerja positif. Karena pada perdagangan besok, akan ada pidato dari Gubernur Bank Sentral AS.
Selanjutnya ada data indeks sektor manufaktur AS, dilanjutkan FOMC minutes pada hari kamis, dan data ketenaga-kerjaan pada perdagangan jumat. Semua agenda tersebut berpeluang membuat pasar keuangan bergerak dalam volatilitas yang tinggi. Saya menilai sejumlah agenda ekonomi tersebut berpeluang mendorong gerak pasar keuangan tanah air, terlebih IHSG dalam rentang yang lebar.
Pelaku pasar akan mencermati arah kebijakan The FED. Setelah pada perdagangan sebelumnya di akhir pekan, rilis data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi. Namun, belum bisa dipastikan apakah data tersebut akan membuat The FED memangkas besaran bunga acuannya. Dan di pekan ini, menjadi pertaruhan besar seiring dengan arah kebijakan yang lebih terlihat.
Pada sesi awal perdagangan pekan ini, IHSG ditransaksikan menguat di kisaran level 7.090. IHSG akan menguji level psikologis 7.100. Sementara itu, mata uang Rupiah ditransaksikan menguat ke level 16.350 per US Dolar. Sejauh ini rilis data inflasi AS masih menjadi kabar baik, namun jika sikap The FED justru tidak menggaransi pemangkasan bunga di tahun ini.
Maka besar kemungkinan pasar keuangan global akan merespon negatif. IHSG dan Rupiah maupun sejumlah kinerja pasar keuangan global akan kembali berada dalam tekanan. Oleh karena itu pasar sebaiknya mewaspadai kemungkinan adanya aksi profit taking menjelang pidato The FED. Disisi lain, harga emas ditrasaksikan stabil dikisaran $2.326 per ons troy nya. Belum beranjak jauh dari perdagangan akhir pekan kemarin.
Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan.(sdf/mk)