Medankinian.com, Medan – Sejumlah harga kebutuhan pokok di pekan ini mengalami penurunan dibandingkan dengan pekan sebelumnya di bulan maret. Namun secara keseluruhan sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat di bulan ini mengalami kenaikan, sehingga Sumut berpeluang membukukan laju tekanan inflasi. Secara keseluruhan laju tekanan inflasi di bulan maret dipoyeksikan akan berada diatas 0.32%.
Dimana kenaikan harga yang paling tinggi terjadi pada komoditas bawang merah yang naik 13.86%, disusul daging ayam yang rata-rata naik 9.45%, bawang putih naik 6.43%, minyak goreng dan gula pasir yang naik paling tinggi 5.57%, harga daging sapi naik sekitar 1.5%. Sementara itu, sejumlah harga yang mengalami penurunan adalah cabai merah, cabai rawit dan beras.
Dimana secara rata-rata keduanya turun 1.3%, 3% dan 2.65%. Namun, penurunan komoditas tersebut dinilai tidak akan mampu membuat Sumut terhindar dari laju tekanan inflasi. Mengingat sumber penurunan harga lainnya seperti dari tomat, justru tidak diikuti dengan sejumlah komoditas lainnya yang naik seperti emas, kentang dan tiket pesawat.
Capaian laju tekanan inflasi di Sumut ini menggambarkan bahwa harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat masih tinggi. Harga cabai memang belakangan ini mengalami penurunan. Namun yang menjadi persoalan adalah bahwa sekalipun rata-rata di bulan ini lebh rendah, namun yang menjadi persoalan adalah bahwa di bulan Maret harga cabai sempat menyentuh 100 ribu per Kg nya.
Saat ini harga cabai merah ditransaksikan dalam rentang 30 hingga 40 ribu per Kg. Berpeluang turun lagi di bulan april mendatang. Meski demikian peluang Sumut untuk merealisasikan deflasi di bulan depan juga masih kecil kemungkinannya. Beberapa komoditas pangan seperti daging ayam, daging sapi, telur ayam, gula pasir, minyak goreng, tiket pesawat, harga emas diproyeksikan masih bertahan dengan sebagian memiliki kecenderungan untuk naik tipis.
Sementara harga cabai merah, cabai rawit, tomat, kentang dan beras diproyeksikan akan turun dalam angka yang cukup signifikan. Itulah yang mendasari mengapa saya begitu yakin bahwa deflasi mungkin bisa saja terjadi di bulan depan.
(sdf/mk)