Medankinian.com, Medan – Rilis pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua lebih buruk dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya. Ekonomi AS tumbuh 2.1% atau lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya di level 2.4%. Melemahnya pertumbuhan ekonomi AS menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan. Karena AS yang diharapkan jadi motor penggerak ekonomi justru mengalami perlambatan.
IHSG dan sejumlah bursa saham regional asia juga mengalami pelemahan, pada perdagangan sehari sebelumnya. Namun di akhir pekan situasinya membaik. Terlebih rilis data inflasi nasional menunjukan bahwa Indonesia justru membukukan deflasi sebesar 0.02% pada bulan agustus 2023. Hal ini menepis kekuatiran sebelumnya, seiring melonjaknya harga beras dan dikuatirkan memicu kenaikan laju tekanan inflasi yang signifikan pada bulan kemarin.
IHSG ada akhir pekan ini ditutup menguat 0.35% di level 6.977,65. Disisi lain, memburuknya data pertumbuhan ekonomi di AS memicu spekulasi bahwa The FED mungkin tidak akan seagresif sebelumnya untuk menaikkan bunga acuannya. Dan spekulasi tersebut juga telah mendorong pelemahan pada mata uang US Dolar.
Yang pada akhirnya mata uang rupiah menguat terhadap US Dolar di akhir pekan. Mata uang rupiah menguat di kisaran 15.235 pada sesi perdagangan sore akhir pekan. Setelah pada awal pekan, mata uang rupiah sempat ditransaksikan diatas 15.300 per US Dolarnya. Rupiah berangsur membaik, khususnya setelah ekonomi AS mengalami perlambatan.
Pelemahan mata uang US Dolar juga tidak disia siakan oleh emas. Harga emas menguat dan ditransaksikan dikisaran level $1.944 per ons troynya. Jika dirupiahkan, harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran level 955 ribu per gramnya. Dan harga emas dalam jangka panedek masih berpeluang bergerak menguat terbatas. (sdf/mk)