Medankinian.com, Medan – Tahun ini, Pemko Medan melalui Dinas Pendidikan Medan akan meluncurkan program sekolah digital dan inklusi. Saat ini tengah dilakukan pematangan rencana dan pengkajian yang lebih mendalam untuk mensukseskan program tersebut.
Walikota Medan, Bobby Nasution kerap menyebutkan di berbagai kesempatan, era digital memberikan tantangan sekaligus peluang. Dibutuhkan kecerdasan digital dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang tersebut.
Untuk itulah perlunya segera direalisasikan sekolah digital sebagai bentuk perwujudan apa yang disampaikan walikota.
Yang dimaksud sekolah digital yakni, migrasi data dari manual atau tradisional menjadi digital. Seluruh data yang sudah dialihkan menjadi data digital kemudian diintegrasikan secara penuh sehingga seluruh pelaksanaan sistem pendidikan sudah berbasis pada data digital.
Atau juga merupakan sebuah sistem informasi elektronik berbasis akademikyang dapat menjadikan proses belajar mengajar mudah dan terarah. Hal Ini dimungkinkan karena di dalam sekolah digital guru dan siswa dapat berkomunikasi secara virtual (maya) melalui aplikasi social learning.
Sekolah digital ini merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan. Program ini memanfaatkan teknologi informasi sekaligus mengakrabkan siswa dan guru kepada dunia digitalisasi.
“Sekolah digital ini merupakan sekolah berbasis digital. Di sini anak-anak juga akan dibekali kemapuan untuk memahami dan bisa serta terampil dalam mempergunakan instrumen berbasis digital,” jelas Kadis Pendidikan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar dalam sebuah kesempatan.
Untuk mewujudkan ini dilakukan berbagai cara dan strategi yang bertujuan untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan digital para siswa.
Selain sekolah digital, Dinas Pendidikan Medan juga tengah mempersiapkan program sekolah inklusi. Putra mengatakan, sekolah inklusi memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, potensi kecerdasan, dan bakat istimewa.
“Sekolah inklusi ini tidak lagi memisahkan antara siswa reguler dengan anak-anak disabilitas,” ucap Putra. (sdf/mk)