Medankinian.com, Medan – Kinerja harga CPO (crude palm oil) bergerak sangat volatile adalam 6 bulan terakhir. Harga CPO nyaris menyentuh 4.500 ringgit per ton. Dan pada saat ini ditransaksikan dikisaran 3.963 ringgit per tonnya, setelah sempat berada dikisaran level 4.100 ringgit per ton di pekan kemarin. Dan hasil lelang harga CPO pada KPBN (kharisma pemasaran bersama nusantara) hari ini, harga CPO ditransaksikan di level 12.800 per Kg nya.
Dari harga sebelumnya di kisaran 13.100 per Kg. Adapun penurunan harga CPO terjadi dipicu oleh memburuknya harga pesaing utama minyak CPO yakni minyak kedelai atau soybean. Harga minyak kedelai mengalami penurunan dari kisaran $12.49 (Mei) per bushel, menjadi $11.67 per bushel merunut pada tradingeconomics.com.
Fluktuasi pada harga CPO secara keseluruhan tidak diikuti dengan fluktuasi serupa pada harga minyak goreng dalam 6 bulan terakhir. Dan jika menghitung harga pokok produksi minyak goreng pada bulan juli ini, dan ditambah margin, pajak serta beberapa ongkos distribusi. Maka di level konsumen, harga keekonomian migor berada dalam rentang 15.939 per liter hingga 16.011 per liternya.
Sehingga wajar jika ada deviasi harga dari pedagang yang menjual minyak goreng 16.500 di level pengecer. Tergantung bagaimana rantai pasoknya, semakin panjang maka berpotensi semakin mahal. Jadi wacana kenaikan harga minyakita ke level 15.700 per liter tentunya masih dalam batas hitungan HPP hingga distribusi ke konsumen. Karena minyakita ini minyak goreng subsidi, sehingga harganya kerap tidak sesuai dengan pembentukan harga mengacu kepada mekanisme pasar sesungguhnya.
Sementara jika mengacu kepada harga minyak goreng curah yang ada di pasar. Pada dasarnya harga migor sudah sesuai dengan harga keekonomiannya. Mengacu kepada PIHPS di kota medan, harga minyak goreng curah di level pedagang dijual rata-rata 16.550 per Kg pada hari ini. Dan harga minyak goreng curah dalam rentang 15.500 hingga 16.500 per Kg juga sudah berlangsung cukup lama. Bahakan di tahun 2024 ini harga minyak goreng curah tidak banyak mengalami perubahan.
Demikian menurut analisis Pengamat ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan. (sdf/mk)