Medankinian.com, Medan – Harga cabai merah dan cabai rawit masih akan menjadi penyumbang terbesar bagi laju tekanan inflasi di wilayah Sumatera Utara. Selain dua komoditas tersebut, sejumlah kebutuhan sayur sayuran juga mengalami kenaikan, salah satu yang paling besar kontribusinya adalah tomat. Selain itu, harga tiket pesawat disisi lainnya juga berpeluang mendorong kenaikan laju tekanan inflasi selama bulan agustus. Harga minyak mentah dunia terpantau masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada bulan juli.
Sementara itu, sejumlah komoditas yang berpeluang menyumbang deflasi di antaranya adalah daging ayam, bawang merah dan bawang putih. Dan saya memperkirakan Sumut berpeluang menciptakan inflasi diatas 0.3% pada bulan agustus ini. Dan sayangnya, salah satu pendorong inflasi terbesar yakni harga beras, di bulan ini mengalami kenaikan.
Untuk semua jenis beras di Sumut mengalami kenaikan. Tetapi kenaikan yang paling besar disumbang oleh beras kualitas bawah dan medium yang secara presentase naik sekitar 3% dibulan agustus ini. Sementara itu, harga cabai merah naik sekitar 37% di bulan agustus dan untuk cabai rawit naik sekitar 25%. Dan untuk beberapa komoditas yang mengalami penurunan adalah bawang merah turun sekitar 24%, bawang putih turun sekitar 14% dan daging ayam turun sekitar 10% dibulan agustus.
Dan sayangnya, di bulan September mendatang, cabai masih berpeluang akan menyumbang inflasi di wilayah Sumut. Dan yang perlu diwaspadai adalah tren kenaikan harga beras belakangan ini. Sejauh ini harga gabah (GKP) di tingkat petani di Sumut mencapai 7.000 per Kg, jauh diatas HPP pemerintah yang sebesar 5.000 per Kg.
Sementara itu, pemerintah berencana mendistribusikan beras bantuan ke masyarakat penerima manfaat pada bulan oktober mendatang. Sehingga menyisahkan ancaman kenaikan harga beras pada bulan September. Sejauh ini, hal yang paling dikuatirkan adalah gejolak harga beras global. Cukup potensial memicu kenaikan harga beras di tanah air.
Disisi lainnya, September/oktober harga cabai berpeluang mencetak harga tertinggi di tahun ini. Dikarenakan adanya penurunan harga sebelumnya yang membuat gangguan suplai cabai terganggu pada masa panen selanjutnya. Ditambah musim kemarau basah yang turut memicu ancaman penurunan produksi. Dan dari indeks produksi yang saya hitung, September ini potensi gangguan suplai sangat besar sekali.
Tidak ada pilihan bagi Sumut selain kerja keras untuk meredam inflasi. Yang menjadi persaoalan saat ini adalah faktor pemicu inflasi yang tidak terlepas dari gangguan eksternal seperti kenaikan harga komoditas yang sama di pasar internasional. Kalu dipetakan inflasi Sumut ini pada dasarnya adalah gangguan pasokan, hanya mencari cara gimana menambah pasokan. Namun tantangannya adalah gangguan cuaca, kenaikan biaya input produksi dan rantai pasokan makanan dari luar negeri yang terus menggerus pasokan.
Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi kota Medan Benjamin Gunawan. (sdf/mk)