Menu

Mode Gelap

Bisnis · 12 Apr 2022 15:32 WIB

KPPU Terus Berupaya Bongkar Dugaan Kartel Minyak Goreng


					KPPU Terus Berupaya Bongkar Dugaan Kartel Minyak Goreng Perbesar

Medankinian.com, Jakarta– Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sampaikan perkembangan penyelidikan kasus minyak goreng dalam forum jurnalis yang diselenggarakan secara virtual kemarin sore (11/4) di Jakarta.

Dalam forum yang menghadirkan Gopprera Panggabean, Direktur Investigasi KPPU, disampaikan bahwa KPPU secara formal telah mulai melakukan penyelidikan atas kasus minyak goreng melalui nomor register No. 03-16/DH/KPPU.LID.I/III/2022 tentang Dugaan Pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999 (UU 5/99) terkait Produksi dan Pemasaran Minyak Goreng di Indonesia.

Penyelidikan tersebut dimulai sejak tanggal 30 Maret 2022 dan akan dilaksanakan selama 60 (enam puluh) hari ke depan dengan agenda permintaan keterangan para terlapor, saksi, dan ahli serta pemintaan surat dan atau dokumen yang dibutuhkan.

Melalui proses penyelidikan, KPPU menduga telah terjadi berbagai jenis pelanggaran dalam kasus minyak goreng, yakni dugaan penetapan harga dengan pergerakan harga
minyak goreng yang sama, dugaan kartel pengaturan produksi dan pemasaran minyak
goreng, dan dugaan pembatasan pasar minyak goreng.

Pada minggu pertama penyelidikan (6-8 April 2022), KPPU telah memanggil 9 (sembilan) pihak.

Tujuh pihak tidak memenuhi panggilan penyelidikan, termasuk empat produsen, yakni PT Sinar Alam Permai, PT Nubika Jaya, PT Permata Hijau Sawit, dan PT Asianagro Agungjaya.

Atas ketidakhadiran tersebut, Tim Investigasi KPPU akan mengagendakan pemanggilan kembali untuk melihat apakah penundaan kehadiran tersebut wajar atau terdapat indikasi upaya penghambatan proses penyelidikan.

Pada proses penyelidikan selanjutnya, Tim Investigasi akan melakukan pemanggilan terhadap 10 (sepuluh) pihak yang terdiri atas perusahaan pengemasan, produsen, dan distributor untuk menggali alat bukti.

KPPU meminta para pihak dalam proses penyelidikan untuk kooperatif dalam
memenuhi panggilan guna memperlancar proses penegakan hukum, sehingga dapat
diselesaikan dan tidak memerlukan perpanjangan masa penyelidikan.

Sebagaimana Pasal 41 UU No. 5 Tahun 1999, pelaku usaha dilarang menolak diperiksa, menolak memberikan informasi yang diperlukan dalam penyelidikan dan atau pemeriksaan, atau menghambat
proses penyelidikan dan atau pemeriksaan.

Jika melanggar, perbuatan tersebut dapat
diserahkan kepada penyidik untuk dilakukan penyidikan.

(Mk/sdf)

Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Lintasarta Pastikan Keandalan Layanan Digital Sektor Strategis Sambut Momen Ramadan dan Lebaran 2025

18 Maret 2025 - 12:51 WIB

Dekade Kesuksesan: Perayaan 10 Tahun Lionel Group dan Peresmian Kantor Baru

18 Maret 2025 - 11:18 WIB

3 Hari Lagi! Jangan Lewatkan KAI Promo Spesial Ramadan Festive: Diskon hingga 20% dan Flash Sale Tiket Super Murah

18 Maret 2025 - 08:57 WIB

Rayakan Ramadan di Mall of Indonesia: Dari Ngabuburit Seru hingga Rewards Melimpah

18 Maret 2025 - 07:47 WIB

Tokocrypto Tingkatkan Pemahaman Kripto di Kalangan Generasi Muda Indonesia

17 Maret 2025 - 19:08 WIB

Membuka Kerja Sama Indonesia-India di Bidang Pertahanan: Wawasan Inti dari Webinar ISI

17 Maret 2025 - 15:49 WIB

Trending di Bisnis