Medankinian.com, Medan – Penanganan banjir rob Belawan adalah janji yang tengah direalisasikan Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Dengan kegigihannya, orang nomor satu Pemko Medan ini berhasil menjalin kolaborasi dengan Kementerian PUPR. Rencananua, tahun ini dilaksanakan pembangunan prasarana pengedalian banjir rob Belawan yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota Medan dengan Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera II, yang termasuk dalam Program Penanganan Banjir Kota Medan
Banjir rob Belawan, kata Bobby Nasution pekan lalu, merupakan salah satu permasalahan yang mendapat perhatian Pemko Medan. Untuk itu, lanjutnya, untuk melindungi kawasan pesisir sekaligus mencegah banjir rob, pihaknya akan membangun tembok laut (seawall). “Kita bangun tembok laut di Belawan,” ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini Pemko Medan terus berkoordinasi dengan Pemprovsu dan Kementerian PUPR untuk menyelaraskan program tersebut.
“Butuh waktu menyelaraskan program agar berjalan baik. Jadi kami mohon dukungan dan doa dari seluruh masyarakat. Insya Allah tahun ini akan kita bangun tembok laut mengatasi banjir rob,” kata menantu Presiden Jokowi tersebut.
Tembok laut atau seawall ini merupakan salah satu bentuk perlindungan kawasan pesisir yang terdampak langsung dengan laut atau proses pantai lainnya. Tembok laut ini akan melindungi area permukiman penduduk, konservasi, dan rekreasi daeri pasang, ombak, maupun tsunami.
Di samping itu, tembok laut ini juga berguna untuk mengurangi limpasan dan genangan areal pantai yang berada di belakangnya. Keberadaan tembok laut ini sebagai perkuatan pada bagian profil pantai.
Untuk keberhasilan program ini, koordinasi pun terus dilakukan. Pada pertengahan Maret 2022 lalu, Balai Wilayah Sungai Sumatera II menyelenggarakan rapat koordinasi bersama Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Hadir dalam rapat koordinasi ini antara lain Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan, Topan Obaja Putra Ginting, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Maman Noprayamin, Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur SDA, Mayjen Sinema Telaumbanua, PPK Sungai dan Pantai II, Anthoni Sumuang Siahaan, Jabfung Teknik Pengairan Balai Wilayah Sungai Sumatera II, Herbet Sihite, dan Team Leader Konsultan ESP Belawan-Ular-Padang. Rapat Koordinasi tersebut bertujuan untuk sinkronisasi desain dan lingkup kegiatan dalam kegiatan pengendalian banjir rob Belawan.
Data yang diperoleh dari BWSS II, Kementerian PUPR mempunyai telah membuat konsep disain penanggulangan rob Belawan. Konsep itu menunjukkan penanggulangan prioritas penanganan banjir akibat rob ada pada kawasan, bukan bangunan di atas air. Selain itu, juga didisain penataan air kawasan saat hujan lokal dengan menata sistem drainase utama sebagai saluran pembuang dengan dilengkapi pintu-pintu klep.
Kegigihan Bobby Nasution dalam menangani banjir rob Belawan menuai apresiasi. Salah satu berasal dari tokoh muda Medan bagian Utara, Rion Aritonang, S.H. Dia menilai, kegigihan ini merupakan perwujudkan empati seorang pemimpin terhadap masyarakat.
Rion yang juga ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Medan Labuhan itu optimis kolaborasi dengan Kementeriaan PUPR ini dapat benar-benar mencegah terjadi banjir rob yang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Medan di kawasan pesisir.
“Sebagai Wali Kota pilihan rakyat Medan, tentu Bobby Nasution memahami kondisi dan apa yang dialami warganya. Dengan demikian, diharapkan program hasil kolaborasi ini berangkat dari pemahaman dan kondisi ril di lapangan,” ucapnya seraya mengaku optimis Bobby Nasution dapat merealisasikan program ini dengan baik, Kamis (7/4/2022).
Advokat kelahiran Belawan ini mengatakan, banjir rob ini berdampak pada seluruh kelurahan di Kecamatan Medan Belawan. Namun, kawasan Medan Labuhan dan Medan Marelan juga akan terdampak, bila hujan turun. Pasalnya, air hujan yang mengalir menuju laut tertahan sehingga mengakibatkan banjir di beberapa kelurahan Medan Labuhan.
Sekretaris DPC Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kota Medan ini juga mengingatkan agar seluruh sungai yang melintasi kota Medan dan Deliserdang dikeruk.
“Angkat sedimennya sehingga daya tampungnya bisa lebih besar dan air dapat mengalir lancar,” tutupnya. (sdf/mk)