Medankinian.com, Medan- Secara keseluruhan tahun 2021, ekonomi Sumut keluar dari zona kontraksi dan tumbuh 2,61% (yoy), masuk dalam sasaran proyeksi 2,5-3,3% pada tahun 2021.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Doddy Zulverdi mengatakan perkembangan tersebut didorong oleh kondisi pandemi yang relatif terkendali, tren pemulihan ekonomi global, dan masih berlanjutnya stimulus fiskal hingga akhir tahun 2021.
“Dari sisi pengeluaran, ekspor tercatat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Sumut. Harga komoditas yang terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya permintaan negara mitra turut mendorong pertumbuhan ekspor Sumut,”katanya, Kamis (17/2/2022).
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor pertanian yg cukup resilien di tengah pandemi. Namun begitu, penanganan kesehatan melalui vaksinasi dan disipilin prokes tetap akan menjadi kunci pemulihan ekonomi Sumut ke depan.
Sedangkan untuk ekonomi Sumatera Utara tumbuh 3,81% (yoy) lebih tinggi dari triwulan III-2021. Kasus Covid-19 yang perlahan menurun dan akselerasi vaksinasi yang terus ditingkatkan berdampak
pada mobilitas masyarakat yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Dari sisi pengeluaran, ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi, meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
“Adapun konsumsi RT dan Pemerintah meningkat sejalan dengan permintaan yang tinggi menjelang Nataru dan pola konsumsi pemerintah di akhir tahun,” katanya, Kamis (17/2/2022.
Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian dan perdagangan tetap tumbuh kuat seiring dengan kembali pulihnya permintaan pasca pelonggaran pembatasan mobilisasi dan permintaan yang tinggi karena Nataru.
“Selanjutnya, ekonomi Sumut pada triwulan I-2022 diproyeksikan lebih tinggi didorong oleh akselerasi vaksinasi yang menjadi game changer pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pengeluaran maupun lapangan usaha,” katanya.
(Mk/sdf)