Medankinian.com, Medan– Rumah Literasi RANGGI di Komplek Perumahan PWI Sumut, Jalan PWI, Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, pertahankan tradisi kemerdekaan. Meski tanpa panjat pinang, semarak kemerdekaan melalui lomba terlaksana, Selasa (17/8/2021).
Semuanya dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes). Anka-anak yang menjadi peserta wajib mencuci tangan terlebih dahulu, memakai masker, dan melakukan pemeriksaan suhu tubuh.
Dalam perayaan HUT ke 76 RI ini, Rumah Literasi RANGGI berkolaborasi dengan Ikatan Duta Remaja Medan. Mereka menggelar berbagai lomba yang biasanya anak-anak mainkan di Hari Kemerdekaan.Antara lain, lomba makan kerupuk, tebak kata, rebutan kursi. Juga diskusi dongeng kemerdekaan, fun games serta menggelar donasi.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan penghormatan kepada “Merah Putih”. Keceriaan anak-anak dalam mengikuti berbagai kegiatan. Gembira, sejenak melupakan persoalan yang selama ini mereka hadapi. Mereka tertawa lepas, bahagia ketika berhasil memenangkan perlombaan, yang semua itu tidak mereka dapat selama ini.
“Selama ini mereka sibuk untuk membantu orangtuanya mencari nafkah. Tidak ada waktu untuk bermain dan bersenang-senang dengan teman-temannya,” ucap Ranggini Triyono, pendiri dan Ketua Yayasan Rumah Literasi RANGGI.
Ranggini mengaku sangat bersyukur masih bisa memberikan semangat kepada anak-anak melalui Perayaan HUT Kemerdekaan RI. “Ini sekaligus tetap menjaga semangat berkebangsaan dan menghargai perjuangan. Yakni untuk mencapai Kemerdekaan Republik Indonesia,” jelas pensiunan TVRI ini.
Lebih dari 40 Anak Belajar dan Berlatih di Rumah Literasi RANGGI
Kata Ranggini, situasi pandemi yang sudah memasuki tahun ke 2 ini cukup menyulitkan anak-anak belajar dan bermain. Anak-anak masih harus belajar daring. “Mereka umumnya sudah merasakan kejenuhan dan dari hasil pemantauan berbagai lembaga peduli anak, ternyata banyak terjadi learning loss. Keberadaan Rumah Literasi RANGGI berupaya ikut berperan memberikan pendidikan non formal. Serta memberikan latihan seni budaya bagi anak-anak di sekitar Rumah Literasi kami,” tuturnya.
Dia bilang, meski mulai berkegiatan bulan April tahun ini, tapi lebih dari 40 anak datang belajar ke rumah bergaya adat Melayu ini. Yakni pada hari Rabu, Sabtu dan Minggu. Mereka di ajar dan di latih pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Matematika, Pertanian Dasar, tarian, puisi serta mengaji. Pengajarnya adalah para relawan dari mahasiswa, duta pariwisata dan duta bahasa Sumut.
“Kami berharap melalui proses belajar di Rumah Literasi RANGGI yang pada setiap kelasnya selalu menyisipkan pelajaran budi pekerti akan dapat berdampak positif bagi anak-anak. Terutama menuju generasi cerdas dan berakhlak,” tegas Ranggini.
Direktur Eksekutif Ikatan Duta Remaja Kota Medan, Agus Riyaf mengatakan kegiatan kemarin merupakan momentum yang luar biasa. “Karena di masa-masa sulit seperti sekarang ini kita masih memiliki semangat untuk merayakan perjuangan bangsa kita dalam merebut kemerdekaan,” terangnya.
Agus menjelaskan walau masker dan jarak menjadi batas, tak membuat niat panitia surut dalam perayaan momentum bersejarah bangsa ini. “asa syukur saya selaku karena kegiatan berjalan sesuai rencana. Tanpa ada kendala satu apapun tentunya tetap dengan mematuhi protokol kesehatan,” terangnya.
Tak lupa Agus mengucapkan terima kasih kepada Ranggini yang sudah memberikan wadah bagi anak muda untuk bersinergi membentuk generasi emas. “Yaitu generasi yang kelak akan memimpin negara kita. Menjadi sumber inspirasi bagi kami kaum muda untuk tetap menjadi manfaat bagi orang lain,” tukasnya.
(Mk/sdf)
