Bupati Anton Tinjau Irigasi Longsor di Huta Bayu Raja, Petani Minta Perbaikan Segera

SIMALUNGUN – Menyikapi keluhan masyarakat terkait saluran irigasi yang longsor di Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih langsung turun ke lokasi bersama sejumlah pimpinan perangkat daerah, Selasa (29/7/2025).

Setibanya di lokasi, Bupati disambut Camat Huta Bayu Raja, Ferry Risdoni Sinaga, dan warga setempat. Ia langsung meninjau titik longsor yang mengakibatkan kerusakan parah pada saluran irigasi di Dusun Bah Tongguruan II. Irigasi tersebut merupakan jalur utama yang mengairi lahan pertanian milik warga di tiga wilayah, yakni Kelurahan Huta Bayu, Nagori Silakkidir, dan Nagori Maligas, dengan total luasan mencapai sekitar 750 hektare.

Seorang warga, boru Saragih, menyampaikan kegelisahan para petani secara langsung kepada Bupati.
“Pak Anton, tolonglah agar segera diperbaiki. Ini sangat krusial karena langsung berdampak pada lahan kami. Kalau tidak segera ditangani, kami bisa gagal panen,” ujarnya.

Keluhan tersebut mencerminkan kekhawatiran masyarakat terhadap ancaman gagal panen yang mengintai akibat kerusakan sistem pengairan. Bupati Anton merespons dengan sigap dan menunjukkan keprihatinannya atas kondisi irigasi yang ambruk.

“Saya prihatin melihat kondisi ini. Lahan-lahan pertanian warga yang biasanya hijau dan subur kini terancam tidak bisa ditanami. Karena itu, saya minta agar seluruh jajaran terkait segera melakukan tindakan penanganan darurat,” tegasnya.

Dalam kunjungan tersebut, Bupati langsung memerintahkan Kalak BPBD Simalungun, Resman Saragih, bersama Dinas PUPR dan Dinas Pertanian untuk segera melakukan koordinasi cepat. Mereka diminta memetakan titik kerusakan dan menyusun langkah perbaikan yang terukur, agar irigasi bisa kembali difungsikan secepat mungkin.

Ia menekankan bahwa saluran irigasi tersebut bukan hanya melayani satu daerah, tetapi menjadi urat nadi pertanian yang menopang produksi pangan di lebih dari satu nagori. Oleh karena itu, percepatan perbaikan menjadi prioritas pemerintah.

“Kami meminta masyarakat untuk tetap bersabar dan menjaga semangat gotong royong. Jangan dulu mengalihkan fungsi lahan, karena pemerintah akan hadir dan bertindak cepat. Kami menargetkan dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan, saluran irigasi ini dapat berfungsi kembali dan mendukung musim tanam berikutnya,” ujar Bupati.

Tak hanya meninjau, Bupati juga berdialog langsung dengan masyarakat yang terdampak. Ia menyimak secara saksama berbagai aspirasi, mulai dari kebutuhan jangka pendek seperti air alternatif hingga harapan akan jaminan kelangsungan pertanian di masa mendatang.

Pemerintah Kabupaten Simalungun menyatakan komitmennya untuk melakukan penanganan yang tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga mencakup mitigasi risiko jangka panjang. Penguatan struktur tanggul dan pembenahan sistem tata kelola air akan menjadi bagian dari strategi pencegahan bencana serupa.

Kehadiran langsung Bupati Anton di lokasi menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Simalungun tidak tinggal diam terhadap permasalahan yang dihadapi warganya. Penanganan cepat, transparan, dan berkelanjutan akan terus dikedepankan demi menjaga keberlangsungan hidup petani dan mendukung ketahanan pangan di wilayah Simalungun.(SDF)