Medankinian.com, Medan – Gubernur Sumatera Utara Periode 2018-2023, Edy Rahmayadi, kembali menjadi sorotan publik akhir akhir ini terkait gaya kepemimpinannya yang dikenal Emosional dan Temperamental.
Hal tersebut menjadi sebuah percikan ingatan masyarakat atas kiprahnya selama menduduki jabatan publik, percikan itu terjadi pada saat Edy Rahmayadi mengucapkan “udah mulai berani pak surya, ya” ucapan tersebut mengingatkan kita track record seorang Edy Rahmayadi. Sejak menjabat pada tahun 2018, Edy Rahmayadi sering kali menunjukkan sikap emosional dan arogan yang pas akhirnya memicu berbagai kontroversi.
Setelah ditelusuri bukan kali ini saja Pak Edy Rahmayadi kerap marah-marah saat bertugas. Bahkan ketika menjabat Panglima Kodam I/BB pada 2015 lalu, ia pernah memarahi demonstran di Kantor DPRD.
Terdapat rekam jejak Edy Rahmayadi selama bertugas pada jabatan publik, seperti pada (21/092018) Edy Rahmayadi pernah meluapkan amarahnya kepada suporter PSMS Medan bahkan hingga menampar suporter tersebut, lalu pada (24/09/2024) Edy Rahmayadi kembali lagi meluapkan amarahnya kepada wartawan ketika diwawancarai oleh wartawan televisi Aiman Witjaksono, lalu Edy Rahmayadi sempat bersitegang dengan bupati Tapanuli Tengah (Bakhtiar Sibarani) pada (04/02/2021), lalu Edy Rahmayadi meluapkan kemarahannya kepada Wali Kota Medan (Bobby Nasution) pada (06/09/2024), dan yang paling riuh ketika Edy Rahmayadi memarahi hingga menjewer telinga seorang pelatih billiard PON Sumut (Coki) di hadapan publik pada agenda formal Pemerintahan Provinsi Sumut.
Atas hal tersebut, Badko HMI Sumut menyampaikan bahwa dalam perjalanan karirnya sepanjang menjabat di lembaga publik lumayan nyentrik (pemarah/arogan) dan bisa kita lihat program ke masyarakat juga tidak semua ter-akses dengan baik sehingga terkesan aneh.
“Dimana dikalangan bagi anak muda, kami menganggap jika edy ini tidak bisa menjadi panutan jika melakukan tindakan yang terkesan arogan, kita bisa lihat dan verifikasi bersama sepak terjang beliau, bermulai pada saat memarahi dan menebar teror kepada para demonstran 2015 lalu, hingga memarahi dan menjewer seorang pelatih biliar PON Sumut di hadapan publik, dan yang terbaru itu ketika ia mengucapkan “udah mulai berani pak surya, ya” kepada salah satu Bacawagub Sumut pada acara resmi KPU Sumut lalu harusnya itu tidak di ucapkan karna dapat memicu ketegangan baik di dalam kontestasi pilgub dan juga di pemerintahan Ucap Yusril Mahendra Butar – Butar (Ketua Umum Badko HMI Sumut)
Yusril melanjutkan, “Seorang Gubernur itukan pemimpin, dan seorang pemimpin itu harus menjadi suri tauladan bagi masyarakatnya, dan sifat-sifat seorang pemimpin harus mampu mengontrol emosi dan menjadikannya sebagai artikulasi komunikasi yang baik kepada publik dan lawan bicaranya, sehingga terciptanya sebuah kebijakan yang berpijak terhadap kebenaran objektif, berpihak kepada masyarakat luas dan bergerak berdasarkan kepentingan ummat , dan kami (Badko HMI Sumut) melihat Edy tak memiliki itu, yang ada sebaliknya, selama beliau menjabat pola komunikasinya sangat buruk yang menyebabkan disharmonisasi dalam Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara selama beliau menjabat.
Selain itu, beberapa proyek infrastruktur yang diinisiasi selama masa jabatannya mengalami kendala, yang sebagian besar disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang kurang fleksibel².
Kritik terhadap gaya kepemimpinan Pak Edy Rahmayadi tidak hanya datang dari dalam pemerintahan, tetapi juga dari berbagai elemen masyarakat. Banyak yang berharap agar Gubernur Sumatera Utara dapat lebih mengedepankan dialog dan kolaborasi dalam menjalankan tugasnya, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara.
(sdf/mk)