Medankinian.com, Jakarta – Aksi cowboy jalanan kembali terjadi. Kali ini di sekitar flyover Kalibata, Jakarta Selatan. Dilansir dari akun Twitter @youknowminn, pengemudi Mitsubishi Pajero Sport mengeluarkan pistol dan menunjukkannya ke pemobil lain setelah melakukan aksi penyerempetan! Sayang, tak disebutkan secara pasti, kapan kejadian itu berlangsung.
Menurut narasi pengunggah video yang diduga merupakan korban, mulanya sopir Pajero Sport itu mau mengambil jalur kanan. Namun, korban tidak memberikan ruang lantaran kondisi jalan raya sedang macet dan jarak antarmobil sangat mepet.”Eh tiba-tiba diserempet mobil kita, diajak minggir malah nyodorin becengnya, si paling keren deh, pak,” tulis si pengunggah video itu, dikutip Sabtu (7/9).
Pengemudi Pajero itu sempat membuka kaca mobil, melontarkan kata-kata dengan nada tinggi, kemudian menunjukkan pistol. Sementara penumpang mobil lain yang menjadi korban berusaha menenangkan sambil istighfar.
Hingga berita ini dimuat, tayangan itu sudah disaksikan lebih dari 65 ribu kali dan mendapat ratusan komentar. Mayoritas warganet mendesak pengunggah video untuk membuat laporan polisi. Jangan membuka pintu damai.
Kejadian seperti ini memang beberapa kali terjadi. Sebelumnya di gerbang tol Binjai, Sumatera Utara. Dimana, diduga oknum polisi yang mengemudikan Pajero menabrak lari mobil lain. Pelaku sempat menunjukkan KTA (Kartu Tanda Anggota) dan senjata setelah menabrak MPV Avanza.
Dilansir dari akun X bernama @bacottetangga_, pada Minggu (20/4), kronologi bermula dari korban kehabisan saldo kartu uang elektronik dan pelaku lantas memencet klakson dari posisi belakang. Karena tidak sabar, pelaku menabrakkan mobilnya ke mobil korban, Toyota Avanza.
Setelah keluar dari gerbang tol pengemudi Avanza meminta pelaku tanggung jawab. Sembari merekam video, korban mendekati pintu kiri Pajero lalu melihat terdapat seorang wanita dan laki-laki diduga oknum polisi di dalamnya. “Ini pelanggar enggak bertanggung jawab, lari, lari,” kata perekam.
Wanita yang duduk di kursi penumpang depan Pajero menahan dan menutup pintu mobil kemudian sopir Pajero melarikan diri dan menabrak Avanza itu untuk kedua kalinya. Wanita yang merekam video menuju mobilnya sembari melihat kondisi mobil yang rusak pada bagian depan.
Menurut Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP Sonny W Siregar kejadian itu merupakan kesalahpahaman dan viral di media sosial.
Selanjutnya, pengemudi Pajero viral usai mengacungkan senjata tajam ke pengguna lain di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara 25 Desember 2022. Berdasarkan video yang beredar di media sosial, pengendara pelat nomor B1690 QH itu mencoba menyerobot antrean di depan Mall of Indonesia (MOI).
Karena tidak diberi jalan, pengendara Pajero merespons dengan menembakkan lampu jarak jauh ke arah mobil lain kemudian menyalip sambil mengacungkan senjata tajam. Pengendara Pajero itu berhenti dan menghampiri pengendara mobil lainnya, mereka cekcok tetapi tidak lama.
Kenapa pengemudi Pajero dan Fortuner seperti cerita di atas bersikap arogan? Pengamat otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu, menjelaskan, desain mobil yang cenderung bongsor turut mempengaruhi kepercayaan diri pengemudi. Menurutnya, mobil SUV ladder frame masuk kategori kendaraan alpha, sehingga membuat pengemudinya menjadi lebih berani dan merasa lebih kuat.
“Desain yang ekspansif cenderung membangun citra power yang semakin dominan dan ‘alpha’. Semua itu dihasilkan dari citra non-verbal melalui dimensi, visual, audio, dan merek yang merepresentasikan citra eksklusif. Menjadi berbeda dan menjadi di atas yang lainnya,” kata Yannes beberapa waktu lalu.
Tak jarang pemilik mobil SUV besar menyalahgunakan kendaraannya untuk kepentingan sepihak. Ia mengatakan pemilik mobil SUV seakan menjadi sosok yang merasa lebih berkuasa. “Jika pada awalnya desain yang ekspansif (dan eksklusif) dikonsumsi orang untuk memberikan penghargaan terhadap prestasinya, namun makin ke seni desain yang ekspansif itu cenderung mempengaruhi karakteristik psikologi pemakainya. Ia akan berperilaku seakan-akan semakin hebat, kuat, berdaya, dan berkuasa atas yang lainnya,” jelas Yannes.
Ulasan serupa juga disampaikan praktisi keselamatan berkendara, Sony Susmana. Menurutnya, untuk menjadi arogan di jalan raya, pengendara kerap memanfaatkan kendaraan yang tinggi, kuat dan besar. “Bahkan warna dapat mempengaruhi juga. Sehingga pengemudi lain malas dekat-dekat mencari masalah, bukan ciut ya,” kata pria yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI.
“Berbentuk tinggi akan terlihat mampu menjangkau semuanya sehingga merasa memiliki kelebihan daripada kendaraan lainnya. Berbentuk besar, pengemudi merasa lebih harus mendapat prioritas dari yang lainnya,” tambah Sony.
Meski begitu, tidak semua pengguna mobil besar seperti Pajero Sport dan Fortuner arogan. Banyak juga pengguna Pajero Sport dan Fortuner yang bersikap sopan dan menerapkan cara berkendara defensif. “Tergantung mentalnya juga. Mobil gue Fortuner, tapi lebih banyak ngalah dan kasih ruang bagi pemotor, terutama di simpangan jalan,” pungkas Sony.
(*)