Medankinian.com, Medan – Ada beberapa agenda penting yang akan jadi fokus perhatian pelaku pasar. Diantaranya rilis data petumbuhan ekonomi AS kuartal pertama (q to q) pada bulan mei. Dimana data pertumbuhan ekonomi AS tersebut di proyeksikan akan merealisasikan angka yang lebih rendah (1.3%) dari realisasi kuartal keempat yang berada di angka 3.4%.
Selain itu, diakhir pekan akan ada rilis data inflasi AS. Dimana baik data inflasi inti dan inflasi secara keseluruhan di bulan Mei, diproyeksikan lebih rendah dikisaran 3.6% dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya. Jika ekspektasi tersebut benar terealisasi, maka ada peluang penguatan bagi pasar saham hingga mata uang rupiah.
Setidaknya hingga ada respon dari Bank Sentral AS dalam pidato selanjutnya. Sehingga pelaku pasar akan kembali dihadapkan pada kemungkinan kinerja pasar keuangan yang akan bergerak dengan volatilitas yang tinggi. Dalam sepekan kedepan, IHSG masih berpeluang untuk bergerak dalam rentang 6.750 hingga 6.880. Sementara, mata uang rupiah diproyeksikan akan berkonsolidasi sementara dalam rentang 16.400 hingga 16.500 per US Dolarnya.
Pada perdagangan hari ini, mata uang Rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 16.450 hingga 16.485 per US Dolarnya. Pada perdagangan pagi, mata uang Rupiah ditransaksikan di level 16.465 per US Dolar, atau mengalami pelemahan dibandingkan dengan kinerja akhir pekan sebelumnya. Disisi lain, IHSG ditransaksikan melemah di level seiring dengan memburuknya kinerja pasar saham di Asia.
Dan untuk kinerja harga emas ditransaksikan lebih rendah di level $2.325 per ons troy, dibandingkan dengan kinerja akhir pekan di kisaran level $2.360 per ons troy. Harga emas juga cenderung melemah jelang rilis data inflasi AS di akhir pekan. Namun emas masih berpeluang bertahan dalam rentang $2.310 hingga $2.350 per ons troy pada perdagangan sepekan kedepan.
Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan. (sdf/mk)