Medankinian.com, Medan – Mayoritas kinerja bursa di Asia ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini. Namun IHSG yang justru sempat menguat di sesi pembukaan, berbalik arah dan ditutup melemah 0.9% di level 6.970,73. IHSG bahkan melewati level support psikologis 7.000 sejak pukul 10 WIB. Pelemahan IHSG ini diluar perkiraan sebelumnya.
Nasib berbeda justru terjadi pada Rupiah. Mata uang garuda ditutup menguat tipis di level 16.245 per US Dolar. Posisi terkuat Rupiah pada hari ini sempat ditransaksikan di level 16.234. Penguatan tipis Rupiah mengindikasikan bahwa US Dolar juga tidak memiliki sentimen besar untuk menguat lebih jauh.
Melemahnya pasar keuangan khususnya IHSG di pekan ini memang bertepatan dengan sikap pekerja yang menolak kebijakan tapera. Sehingga memicu spekulasi bahwa resistensi masyarakat menjadi pemicu terpuruknya kinerja IHSG belakangan ini. Walaupun saya berpendapat resistensi tersebut semestinya belum mengganggu kinerja pasar.
Penolakan pekerja ditambah sejumlah isu lain ditanah air, belum sampai pada taraf mengganggu iklim investasi di tanah air. Meskipun tidak bisa diabaikan, namun faktor fundamental ekonomi eksternal lebih mempengaruhi kinerja pasar keuangan di tanah air.
Senada dengan mata uang Rupiah. Harga emas pada perdagangan hari ini juga bergerak flat dengan kecenderungan menguat. Emas relatif stabil dikisaran $2.344 per ons troynya. Atau kalau dirupiahkan harga emas ditransaksikan dikisaran level 1.22 juta per gramnya.
Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan. (sdf/mk)