Medankinian.com, Medan – Data inflasi AS masih sesuai dengan ekspektasi sebelumnya, baik untuk kinerja inflasi inti 4%, dan inflasi secara keseluruhan 3.1%. Inflasi inti yang lebih banyak dijadikan tolak ukur untuk memproyeksikan besaran suku bunga maupun arah kebijakan The FED nantinya. Dan respon pelaku pasar terhadap data inflasi AS tersebut sejauh ini masih sangat baik. Dimana bursa saham AS mampu ditutup menguat.
Bursa di Asia pada perdagangan pagi juga bergerak sideways dengan kecenderungan menguat. IHSG berpeluang bergerak seirama meskipun kecenderungan untuk melemah sangat terbuka. IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.070 hingga 7.130. IHSG disesi perdagangan pagi ini dtransaksikan menguat dikisaran level 7.100.
Sementara itu, mata uang rupiah berpeluang ditransaksikan dikisaran 15.600 hingga 15.650 per US Dolarnya. Dan pagi ini mata uang rupiah sedikit menguat di level 15.605 per us dolar. Kinerja mata uang rupiah masih dibayangi oleh kebijakan bank Sentral AS malam nanti. Sehingga respon atas kebijakan tersebut baru akan sangat dirasakan pada perdagangan besok. Dan sangat ditentukan bagaimana sikap The FED terkait dengan perekonomian di AS serta dampaknya terhadap kebijakan suku bunga acuan.
Secara keseluruhan, respon pelaku pasar baru akan terlihat pada perdagangan besok. Pergerakan IHSG dan Rupiah sejauh ini bergerak atas ekspektasi yang lebih condong kepada kemungkinan sikap hawkish yang akan ditunjukan oleh The FED. Tidak hanya IHSG dan Rupiah, harga emas juga tengah menanti bagaimana arah kebijakan The FED nantinya.
Harga emas sejauh ini diitransaksikan melemah dikisaran $1.982 per ons troynya. Terpuruk sangat dalamm setelah sempat mencapai level tertinggi di $2.100 per ons troy. Pelemahan harga emas ini juga dikarenakan oleh kekuatiran rencana pemotongan suku bunga acuan The FED akan tertunda di tahun 2024 mendatang.
Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan.
(sdf/mk)