Medankinian.com, Medan – IHSG pada perdagangan hari ini ditutup melemah tipis 0.071% di level 7.036,09. Kinerja IHSG pada perdagangan hari ini terendah berada di level 7.020. Selama sesi perdagangan kedua, IHSG ditransaksikan di zona merah, setelah pada sesi perdagangan pertama IHSG sempat menyentuh 7.070. Meskipun melemah investor asing tercatat membukukan transaksi beli bersih senilai 140 milyar.
IHSG yang hanya melemah tipis tersebut sebenarnya masih lebih beruntung dibandingkan dengan kinerja indeks bursa di Asia lainnya. Dimana bursa hang seng melemah hingga 2% pada perdagangan hari ini. Kinerja IHSG terbantu dari kinerja bursa di Eropa, dimana saat IHSG menjelang penutupan perdagangan, bursa di eropa justru dibuka diteritoti positif.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah mampu menembus level psikologis 15.400 per US Dolar. Penurunan imbal hasil US Treasury menjadi salah satu pendorongnya. Rupiah ditutup menguat di level 15.390 per US Dolar. Kinerja mata uang rupiah yang menguat tersbut diproyeksikan masih berpeluang berlanjut pada perdagangan besok.
Rilis data inflasi pada bulan November di tanah air akan menjadi sentimen penggerak selanjutnya. Pada bulan November Indonesia akan mengalami inflasi. Dimana inflasi yang akan terjadi belum akan membuat laju tekanan inflasi dalam setahun terlalu jauh dari proyeksi Bank Indonesia. Sehingga pada dasarnya rilis data inflasi tersebut tidak akan banyak merubah kinerja rupiah. Namun jika rilis data inflasi terlalu jauh dari ekspektasi, maka dampaknya baru akan dirasakan pada rupiah.
Disisi lain, harga emas mengalami koreksi tipis setelah sempat menyentuh level $2.050 per ons troy pada perdagangan rabu ini. Kinerja harga emas terkoreksi secara teknikal setelah sinyal dovish yang diberikan oleh pejabat Bank Sentral AS. Harga emas yang melemah ini pada dasarnya bukan merupakan sinyal bearish. Ini hanya koreksi sehat, dan secara fundamental emas masih mampu menguat dalam janga pendek.
Demikian menurut analisi Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan
(sdf/mk)