Hasil Survei Dirjen Aktiva, 11 Persen Orang Indonesia Gunakan Internet Keperluan Pekerjaan & 57 Persen Buat Medsos
Medankinian.com, Merek – Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Dirjen Aktiva di Kementrian Kominfo tahun 2022 mengenai status literasi digital Indonesia, yang beraktifitas di media sosial itu 57 persen lebih sering dengan jumlah koresponden 10 ribu. Umumnya masyarakat indonesia lebih aktif bermedia sosial (medsos) seperti Whatsapp, Facebook, Tiktok, Instagram, dan sebagainya.
“Di bidang ini (medi sosial) kita luar biasa. Artinya paket internet yang kita beli habis disedot para pembangun aplikasi itu. Sayangnya pemilik aplikasi-aplikasi ini tidak berada di Indonesia, berada di luar negeri, jadi setiap kali kita menggunakannya itu mengalir kesana duitnya,” ungkap Anwar Sadat Siregar, selaku Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sumatera Utara (RTIK Sumut) saat menjadi pemateri pada Media Summit 2023 Otoritas Jasa Keuangan (OJK KR5 Sumbagut) di Simalem Resort, Senin (18/9/2023).
Lebih lanjut Anwar menyebutkan, pengguna internet di Indonesia yang sering menggunakan akses untuk keperluan pekerjaan hanya 11 persen. Bahkan sebanyak 63 persen yang tidak pernah sama sekali, 7 persen sangat jarang, 17 persen jarang dan sisanya 2 persen sangat sering. Selebihnya, ujar dia, digunakan untuk hiburan media sosial, game, dan lainnya.
“Itu pun di tahun 2020-2022 hasil survei untuk yang mengakses internet pekerja hanya 10 persen dari 10 ribu koresponden yang disurvei,” bilangnya.
Lain lagi untuk akses layanan kesehatan yang juga masih rendah (7 persen). Demikian juga duni pendidikan. Padahal, sambung Anwar, setiap kementrian punya aplikasi keuangan dan itu tidak semua sering digunakan, namun hanya 12 persen untuk akses transaksi perbankan keuangan. “Inilah tingkat literasi kita yang masih rendah,” akunya.
Sementara itu, Anton Purba selaku Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Perizinan OJK Kantor Regional 5 Sumbagut menyebut, tujuan kegiatan Media Summit yang berlangsung selama 3 hari ini adalah dalam rangka meningkatkan literasi mengenai isu-isu yang saat ini harus diketahui masyarakat.
Dikatajannya, bahwa tingkat literasi keuangan untuk Sumut sudah di atas nasional, tetapi secara nasional memang masih di bawah target.
Berbicara dari segi literasi digitalnya, imbuh Anton, penggunaan internet untuk tujuan pekerjaan yang hanya 11 persen dibandingkan dengan pekerja secara formal, atau untuk akses internet mencari pengetahuan, mungkin auh di bawah 11 persen.
Menurut Anton, masih banyak masyarakat bisa dengan mudah tertipu oleh tawaran-tawaran melalui internet atau media sosial. Karena, ujarnya, penggunaan internet sebagai sumber informasi yang posisitif, ternyata tidak begitu banyak dipergunakan oleh masyarakat Indonesia.
“Walaupun secara ranking, penduduk indonesia nomor 1 dalam penggunaan media sosial. Nah ini mungkin nanti jadi PR bagi kami juga (OJK) karena sebelumnya kami memiliki salah satu tugas yakni memberikan edukasi kepada masyarakat,” imbuhnya.
Namun sebelumnya, jelas Anton, OJK KR5 Sumbagut terus melakukan edukasi kepada masyarakat baik golongan bawah atau apapun.
“Seperti kerjasama dengan Pemprovsu dan kantor perwakilan Pasar Modal yaitu dengan mengundang 1000 Mubaligh untuk memberikan sosialisasi mengenai pasar modal. Karena dari sisi leterasi keuangan, Pasar Modal berada dalam urutan yang masih agak rendah. Kami juga melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat nelayan di pesisir timur, tapi yang kami lakukan ini jangkauannya sangat terbatas,” terangnya.
Untuk itu, ungkap Anton, ia berharap bantuan dari rekan-rekan awak media untuk lebih lagi memberikan sosialisasi kepada masyarakat. “Melalui rekan-rekan media lah kami mengharapkan bantuan untuk menyebarkan berita, menyampaikan informasi seperti yang disampaikan narasumber ini dan menjadinrefrensi dalam membuat berita,” pungkasnya. (amr/mk)