Kerap Terjadi Tawuran, Belawan Mirip Meksiko

Medankinian.com, Medan – Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Hadi Suhendra menegaskan, bahwa tawuran dan narkoba telah menjadi masalah serius di Kecamatan Medan Belawan. Menurutnya, persoalan ini bukan sekadar konflik remaja biasa, melainkan sudah masuk pada level kehancuran moral generasi muda.

“Belawan hari ini bukan dijajah dengan senjata, tapi dijajah mental. Anak-anak umur 15 sampai 17 tahun sudah kecanduan narkoba, entah lem kambing atau bensin biru. Otaknya rusak, pikirannya hancur. Kalau kita biarkan, masa depan generasi kita tamat,” tegas Hadi Suhendra, kepada wartawan, Minggu (24/8/2025).

Hendra sapaan akrabnya menyebut tawuran yang kerap terjadi di Belawan sudah seperti perang jalanan. Bahkan, warga yang tidak ikut terlibat pun sering menjadi korban.

“Banyak yang kena peluru nyasar, banyak juga yang luka parah. Ini sudah mirip Meksiko, setiap saat ada perang. Kota kelahiran saya ini jadi seolah-olah ladang pertempuran,” ujarnya.

Ia menegaskan tidak akan lagi memberikan bantuan medis bagi korban tawuran. “Kalau kena tembak atau bacok akibat tawuran, jangan harap saya bantu. Itu harus jadi pelajaran. Jangan rusak diri dan jangan merusak orang lain,” katanya.

Menurut Politikus Partai Golkar ini, akar dari maraknya tawuran tidak lain karena narkoba. Ia menilai narkoba dengan mudah masuk ke Belawan, bahkan menjangkau anak-anak.

“Anak-anak kita dijajah, bukan dengan senjata, tapi dengan narkoba. Sudah tidak ada lagi rasa hormat kepada orang tua. Kita lihat di berita, banyak anak tega membunuh orang tuanya sendiri. Itu akibat otak dirusak narkoba,” ujarnya dengan nada keras.

Dia juga menuding ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari situasi ini. “Bukan hanya bandar narkoba yang tidak senang dengan pernyataan saya, tapi juga instansi-instansi tertentu yang selama ini menikmati keuntungan dari Belawan. Kalau kita biarkan, Belawan akan semakin hancur,” tegasnya.

Hendra mengajak masyarakat Belawan untuk bersatu menjaga generasi muda agar tidak semakin tenggelam dalam narkoba dan tawuran.

“Kalau kita diam saja, kita ikut bersalah. Mari kita sama-sama jaga anak-anak kita. Jangan sampai umur 15–17 tahun sudah hancur masa depannya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa permasalahan narkoba dan tawuran bukan hanya tanggung jawab aparat, melainkan juga masyarakat. “Kalau orang tua abai, anak akan semakin liar. Ini tanggung jawab bersama. Kita harus perang melawan narkoba dan perang melawan tawuran,” katanya.

Sebagai solusi jangka panjang, Hendra menekankan pentingnya menghadirkan fasilitas pendidikan yang layak di Belawan. Ia memastikan pada tahun 2026 harus sudah berdiri sekolah lengkap mulai dari SD hingga SMA di kawasan tersebut. “Kalau anak-anak punya sekolah yang bagus, mereka bisa diarahkan ke hal-hal positif. Jangan sampai masa depan mereka habis karena narkoba dan tawuran,” pungkasnya. (sdf/mk)