Inilah Sisi Baik Rocks D. Xebec di Balik Kejahatannya
Medankinian.com, Medan– Dibalik karakter oportunis dan brutal yang menyebabkan kekacauan di banyak wilayah, ternyata Rocks D. Xebec memiliki sisi terhormat. Rocks tidak memaksa Raja Harald karena batas moral yang dimilikinya.
Ambisi Rocks menjadi Raja Dunia memiliki motivasi ideologis dan personal yang kompleks.
Ketika mengulas Rocks D Xebec ketika dia disebut-sebut Sengoku di bab 957, dia terasa sebagai penjahat besar.
Sisi Jahat Rocks D Xebec
1. Sosok yang memimpin kru mengerikan, dengan anggota seperti Kaido, Big Mom, Shirohige, dan Shiki, serta menebar teror.
2. Perlu Garp dan Roger, Angkatan Laut dan bajak laut besar pada masanya, untuk mengalahkannya.
3. Tapi ketika kilas balik Loki di arc Elbaf mengungkap kenyataan soal Rocks D. Xebec, sosoknya sebenarnya terasa lebih kompleks dari dugaan.
4. Tak bisa dibantah bahwa Rocks adalah sosok oportunis dan brutal
5. Rocks sosok yang bisa tega menghajar seorang bocah, meski bocah itu raksasa seperti Loki, jika bocah itu mengganggunya.
6. Rocks juga bisa melukai seorang admiral begitu parah, hingga sang admiral mati kemudian karena luka-lukanya.
7. Rocks juga pembuat kekacauan yang menyebabkan sejumlah kota hancur, satu negara runtuh, dan memimpin penjarahan di banyak wilayah.
8. Rocks bahkan cukup liar untuk mengincar sesama bajak laut dalam Davy Back Fight, dimana dia berujung bisa dapat kru kuat.
9. Seperti anaknya, Marshall D. Teach alias Kurohige, Rocks juga sangat cerdik. Ia pernah bernegosiasi dengan Pemerintah Dunia untuk menjadi tentara bayaran dan merebut Pulau Bajak Laut, Hachinosu. Namun, pada akhirnya ia justru mengklaim pulau itu untuk dirinya sendiri.
Yang mengejutkan, dibanding anaknya, Rocks terasa sebagai sosok yang lebih terhormat.
Ia membutuhkan Buah Iblis di Elbaf, dan dia mau buah itu dikonsumsi Raja Harald, namun ia tidak mau memaksa Harald untuk menyerahkannya.
Ketika Kaido menyarankan menggunakan kekerasan untuk memaksa Harald, Rocks justru menendang wajah anak buahnya itu.
Hal ini menegaskan bahwa, bahkan dibanding Kaido (yang hingga tua tetap menjunjung kekuatan di atas segalanya) Rocks lebih waras dan memiliki batas moral.
Selain itu, Rocks benar-benar menganggap Harald sebagai sahabat, meski Harald menolak bergabung dengan Bajak Laut Rocks sampai akhir.
Sisi ini terasa unik, terutama mengingat anak buahnya yang lain, seperti Kaido dan Big Mom, kemudian menjadi penjahat besar tanpa menunjukkan loyalitas atau hubungan seperti itu.
Lebih jauh lagi, mengaitkan ucapan Garp di bab 1096 dengan pengungkapan bab 1157, ada kemungkinan Rocks menyerang God Valley bukan tanpa alasan.
Bisa jadi tindakannya dipicu penculikan Shakuyaku, yang pernah dianggap sebagai “harta” Hachinosu.
Rocks mungkin ingin menolongnya, meski mungkin sekaligus untuk membalas dendam juga, sesuatu yang konsisten dengan sifatnya yang kompleks.
Bahkan ambisinya sebagai Raja Dunia pun tidak terasa seburuk itu.
Ambisi Rocks untuk menjadi “Raja Dunia” mungkin awalnya terdengar gila dan muluk.
Namun bab 1155 mengungkap bahwa Rocks sebenarnya sadar bahwa dunia ini sudah dipimpin oleh raja tersembunyi: Imu.
Dengan kesadaran itu, ambisinya terasa lebih “terarah”, ia punya target jelas, bukan sekadar ambisi kosong.
Rocks menargetkan dua Buah Iblis legendaris dan mencari kelompok tukang kapal Galleila sebagai bagian dari rencananya untuk meruntuhkan Mary Geoise.
Mengingat betapa kejamnya Imu dan para Tenryuubito, ambisi besar Rocks ini justru terasa sedikit simpatik.
Tentu, dia tetap menghalalkan segala cara untuk membangun kekuatan agar bisa mewujudkannya.
Tapi sisi ini menunjukkan bahwa ambisinya bukan sekadar haus kekuasaan; ada motivasi ideologis dan personal yang mendalam di balik tindakannya.
Setelah melihat semua bukti dan kilas balik di atas, jawabannya mulai terlihat jelas.
Fitur Abu-abu Kompleks
Rocks D. Xebec adalah figur abu-abu kompleks: brutal dan oportunis, tapi sekaligus memiliki kode moral, loyalitas, dan motivasi ideologis.
Ia bukan villain murni, tapi juga bukan pahlawan sempurna, sosok yang sulit ditempatkan hanya sebagai “jahat” atau “baik.”
Ironisnya, justru dia yang tampaknya menjadi target akal bulus Imu dan Gorosei, yang kini terasa sebagai villain sejati di dunia One Piece.
Sisi humanis Rocks juga terlihat dalam hubungannya dengan Raja Harald: ia menganggap Harald sebagai sahabat dan enggan memaksanya gabung. Kontras dengan anaknya, Marshall D. Teach, yang tak ragu membunuh rekannya sendiri (Thatch) demi ambisi, sisi ini membuat Rocks terasa lebih “berperikemanusiaan.”(MK/sdf)