Teror dari Masa Lalu di ‘Hotel Sakura’ Pacu Jantung Penonton

Medankinian.com, Medan– Sejak Kamis (10/7/2025) kemarin, Film horor supranatural baru berjudul Hotel Sakura resmi tayang di bioskop.

Berita Terkait

Dengan menawarkan pengalaman sinematik yang mencekam dan emosional dipadu teror tak kasat mata dengan narasi kelam dari masa penjajahan, film ini berhasil memacu jantung penontonnya.
Berbeda dari film horor pada umumnya yang mengandalkan jumpscare, ‘Hotel Sakura’ menghadirkan nuansa atmosferik yang kuat dan menyajikan horor psikologis yang terasa perlahan namun menghantui.
Dengan mengambil latar di sebuah hotel tua peninggalan era pendudukan Jepang, film ini ingin menampilkan trauma masa silam dan kisah tragis yang berbalut dendam.
Ya, kisah peninggalan kolonial Jepang memang kerap menjadi lahan subur dalam sinema horor Asia, seperti terlihat dalam film “Ringu” dan “Ju-On” yang membalut horor dengan trauma budaya dan sejarah.
Alih-alih menakut-nakuti lewat kejutan visual, ‘Hotel Sakura’ tampaknya lebih memilih jalan sunyi: horor yang dibangun dari atmosfer mencekam.
Mulai dari koridor remang-remang, suara pintu tua yang berdecit, hingga lorong hotel yang tampak tak berujung.
Semuanya menciptakan rasa tidak nyaman yang terus menekan psikologis penonton.
Sound design dan sinematografi menjadi elemen kunci, seperti tren film horor modern yang menitikberatkan pada ‘slow burn horror’ ala Hereditary atau The Haunting of Hill House.
Para tokoh dalam film ini bukan sekadar korban yang lari dari hantu, melainkan manusia dengan latar belakang dan konflik batin yang kuat.
Mereka berhadapan dengan dilema moral, skeptisisme, serta trauma pribadi yang ikut memengaruhi cara mereka menyikapi teror gaib.
Dalam ulasan Collider tentang horor bertema historis, disebutkan bahwa “karakter yang realistis dan emosional membuat horor terasa lebih membekas”, dan itulah yang coba ditawarkan film ini. (MK/sdf)