Medankinian.com, Medan- Kinerja ekspor SUMUT selama tahun 2024 mengalami penurunan. Kinerja ekspor Sumut di tahun 2025 diproyeksikan tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan kinerja 2024. Selama tahun berjalan (Januari – November 2024), ekspor Sumut yang diukur berdasarkan berat bersih (Ton) mengalami penurunan sebesar 10.9%. Namun jika diukur berdasarkan nilai FOB justru naik sebesar 0.98%.
Membaiknya nilai ekspor Sumut yang diukur berdasrkan nilai FOB (dalam US$) menunjukan bahwa, harga komoditas ekspor Sumut yang alami kenaikan membuat pendapatan (nominal) ekspor mengalami peningkatan. Meskipun disisi jumlah justru mengalami penurunan. Dan di tahun 2024 ekspor Sumut masih didominasi oleh China, Amerika Serikat dan Jepang.
Dimana seperti yang kita ketahui, ada potensi perang dagang yang akan terjadi di tahun 2025 ini. Genderang perang sudah disuarakan oleh Presiden terplih AS Donald Trump, yang sejauh ini diketahui sasarannya adalah Negara utama mitra dagang Sumut yakni China. Jika berkaca kepada ekspor Sumut ke China selama tahun 2024, BPS mencatat terjadi penurunan 5.5% selama tahun berjalan (hingga November 2024).
Dan di tahun 2025 ini, ekspor Sumut ke China menghadapi tiga tantangan besar. Yakni stagnasi pertumbuhan ekonomi China dikisaran 5%, kedua potensi perang dagang yang akan dilakukan AS ke China, ketiga kemungkinan sikap persaiangan atau bahkan permusuhan antara AS dengan BRICS. Dan jika nantinya China benar-benar dikenakan tarif ekspor yang lebih mahal ke AS. Maka ekspor Sumut ke China berpeluang mengalami penurunan. Walaupun sejauh ini belum bisa diproyeksikan berapa besar potensi penurunan ekspor tersebut.
Jika terkait dengan pertumbuhan ekonomi China yang alami stagnasi, situasinya sejauh ini lebih mudah diproyeksikan. Bisa disimpulkan stagnasi yang sama berpeluang terjadi pada kinerja ekspor Sumut nantinya. Namun, ancaman yang tak kalah serius adalah kemungkinan genderang perang, atau kenaikan tariff terhadap barang-barang dari Negara anggota BRICS oleh AS.
Sumut bisa dirugikan berlipat-lipat disini. Mengingat Trump pernah mengancam kenaikan tariff ke Negara anggota BRICS. Ancaman tersebut disampaikan oleh Donlad Trump setelah ada wacana dedolarisasi. Kalau skenario buruk tersebut terjadi, maka ekspor Sumut ke AS berpeluang turun lebih dalam. Ini akan menguntungkan pesaing komoditas Sumut seperti soybean atau bunga matahari.
Jadi ada ancaman besar ekspor Sumut di tahun ini setelah rencana penerapan EURDR (UU anti deforestasi) urung dilakukan. Jika tanpa dibarengi dengan mitigasi seperti diversifikasi ekspor serta mendorong konsumsi domestik. Maka ekspor Sumut dalam ancaman penurunan yang serius di tahun 2025.
Demikian menurut analisis pengamat ekonomi Benjamin Gunawan.