Medankinian.com, Medan– Ada banyak agenda ekonomi penting baik dari dalam maupun luar negeri yang akan membanjiri pasar keuangan. Dari tanah air, pada hari rabu nanti akan ada rilis data neraca perdagangan dan kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia. Sementara itu, dari luar akan ada banyak data ekonomi dari AS dan China yang siap menjadi penggerak pasar selanjutnya.
Neraca dagang di tanah air diproyeksikan akan tetap mencatat surplus, sementara kebijakan Bank Indonesia akan tetap mempertahankan besaran bunga acuan dalam level yang sama. Namun data ekonomi eksternal yang akan lebih banyak memberikan ketidakpastian, ditambah lagi pelaku pasar akan lebih terfokus pada pelantikan Presiden Trump nantinya.
Pekan ini bisa membuat kinerja pasar keuangan bergerak sangat volatile dan cenderung sulit diperdiksikan pergerakannya. Pada perdagangan pgi ini, IHSG dibuka melemah di level 7.083, sementara mata uang rupiah ditransaksikan melemah ke level 16.260 per US Dolar. Kinerja IHSG diproyeksikan berada dalam rentang 7.030 hingga 7.100 di sesi perdagangan hari ini.
Sementara mata uang rupiah berpeluang akan berada di zona merah seharian. Membaiknya imbal hasil US Treasury 10 Tahun di atas 4.7% memicu pelemahan rupiah pada hari ini. Data laporan ketenaga kerjaan yang lebih tinggi dari ekspektasi membuat pasar kian yakin bahwa kebijakan moneter The FED kian bernada hawkish di tahun ini.
Disisi lain, harga emas terpantau alami kenaikan di level $2.689 per ons troy. Kenaikan harga emas dipicu oleh membaiknya ekspektasi inflasi, ditambah dengan tensi geopolitik yang kembali memanas. Terlebih rencana kebijakan Presiden terpilih AS kedepan juga berpeluang mendorong peningkatan tensi geopolitik global.
Demikian menurut analisis pengamat politik Benjamin Gunawan.
(MK/sdf)