Medankinian.com, Medan – Ketua DPRD Kota Medan, Wong Chun Sen berharap pelayanan Transportasi massal (mastran) Bus Listrik Kota Medan lebih diutamakan. Karena, mulai 1 Januari 2025, bus listrik telah berbayar.
Yakni hanya Rp5.000 untuk maksimal 75 menit perjalanan. Sementara untuk pelajar, mahasiswa, lansia, dan difabel hanya dikenakan tarif Rp3.000.
Wong juga menyambut baik tingginya minat masyarakat Kota Medan terhadap Bus Listrik Kota Medan sebagai alat transportasi umum yang diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan di Kota Medan.
“Tentunya bagus apabila minat masyarakat Kota Medan terhadap Bus Listrik tetap tinggi,” ucap Wong Chun Sen, Minggu (5/1/2025).
Pun begitu, sambung Wong Chun Sen, dirinya berharap agar penerapan tarif ongkos terhadap para penumpang Bus Listrik Kota Medan dapat dibarengi atau selaras dengan penerapan tarif yang telah ditetapkan mulai 1 Januari 2025.
“Dengan ditetapkannya tarif ongkos, maka kita berharap pelayanannya dapat ditingkatkan. Karena sebelumnya kan gratis, ini sudah berbayar, maka sebaiknya pelayanannya pun bisa semakin baik,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Menurut Wong Chun Sen, salah satu yang harus segera disiapkan adalah keberadaan halte pemberhentian untuk bus-bus listrik Kota Medan.
“Halte-heltenya kalau bisa segera dibangun, jadi tidak ada lagi yang berhenti di pinggir-pinggir jalan. Semuanya harus sudah berhenti di halte-halte, jadi nampak lebih layak, rapi dan tertata,” katanya.
Wong Chun Sen pun berharap, masyarakat Kota Medan dapat memanfaatkan keberadaan Bus Listrik Kota Medan sebagai transportasi umum yang akan menjadi solusi kemacetan Kota Medan.
“Transportasi umum memang baik, dan ini akan sangat membantu kita dalam mengatasi masalah kemacetan di Kota Medan,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemko Medan mulai menerapkan tarif berbayar bagi penumpang transportasi massal (mastran) bus listrik mulai 1 Januari 2025. Selama dua hari beroperasi dengan tarif berbayar, yakni pada 1 Januari dan 2 Januari 2025, jumlah penumpang Bus Listrik di Kota Medan tetap tinggi. (sdf/mk)
