Medankinian.com, Nias Utara – Di hadapan ribuan masyarakat Kabupaten Nias Utara, Bobby Nasution melempar canda mengenai kondisi ruas jalan milik Provinsi Sumut di Kabupaten Nias Utara, yang mengalami kerusakan parah.
Candaan itu diucapkan Bobby saat bersilaturahmi dengan ribuan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat Nias Utara, di Lapangan Sepak Bola Silima Banua, Kecamatan Tuhemberua, Nias Utara, Jumat (1/11/2024) sore.
Sambil sedikit tersenyum, Bobby menuturkan bahwa dirinya telah mendapatkan banyak hasil selama ia mengelilingi kabupaten itu. Hasilnya, kata Bobby, kepalanya sedikit benjol karena kondisi jalan yang rusak parah.
“Saya sudah berkeliling dari pagi mulai dari Gunungsitoli terus mutar ke Lotu terus finishnya di Tuhemberua disini, ya. Sudah ada hasil dari keliling tadi, Pak. Hasilnya, kepala agak benjol sedikit, Pak. Kepala sebelah kiri agak benjol karena memang jalannya gelombang-gelombang, jalannya lobang kanan, lobang kiri,” kata Bobby.
Di kesempatan itu, Bobby mengatakan, penyelesaian yang ada di daerah atau di kabupaten/kota harus dilakukan secara berkolaborasi. Kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
“Persoalan yang ada di daerah tidak cukup hanya bupati/wali kota saja yang meyelesaikan, perlu ada juga yang megayomi, adalah Gubernur Sumatera Utara. Begitu juga dengan gubernurnya, harus berkolaborasi dengan pemerintah pusat,” sebutnya.
Untuk itu, lanjut Bobby, konektivitas antara Pemprov Sumut dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang ada di Kepulauan Nias harus terjalin kuat. Karena, baik pemerintah privinsi maupun Pemkab/Pemkot tidak dapat berdiri sendiri.
Upaya memperkuat kolaborasi dan konektivitas antar pemerintah, Bobby pun mengibaratkan seperti hubungan antara orang tua dan anak muda, harus saling menghormati, saling merangkul, bukan saling menjelek-jelekkan.
“Saya pernah diajarkan, sama yang lebih tua harus hormat, sama yang lebih senior harus lebih hormat, sama yang diatas harus lebih hormat. Kita ini berjenjang. Kita sudah pernah merasakan bagaimana pemerintah Provinsi Sumut merasa bisa berdiri sendiri, merasa tidak butuh pemerintah pusat. Pemerintah pusat bukan dianggap sebagai orang tua ataupun pengayom untuk daerahnya tapi malah dijelek-jelekkan dan direndah-rendahkan,” katanya.
Bobby tak ingin hal-hal seperti itu terus terjadi, supaya pembangunan kabupaten/kota di Sumatera Utara dapat tercapai. Sebab, katanya, bila hal itu terus dipelihara maka sulit untuk mewujudkan pembangunan karena tidak adanya konektivitas dan kolaborasi antar pemerintah.
“Kalau hal seperti itu kita pelihara, Sumatera Utara yang katanya provinsi besar, provinsi besar tapi masih ada daerah-daerah yang belum terperhatikan seperti Kepulauan Nias. Kalau terus kita seperti ini, 5 tahun ke depan jalan di Kepulauan Nias bukannya makin bagus tapi malah makin hancur, karena tidak ada konektivitas antara antara Pemprov Sumut dan kabupaten kota yang ada di Kepulauan Nias ini,” tandas Bobby.
(sdf/mk)