Medankinian.com, Medan – Dari hasil peninjauan di sejumlah pasar, banyak pedagang daging sapi yang mengeluhkan turunnya penjualan daging sapi belakangan ini. Padaqal harga daging relative stabil dikisaran 120 hingga 140 ribu per Kg. Bahkan ada pedagang daging sapi yang mengklaim terjadi penurunan penjualan yang sama buruknya dengan penjualan setelah perayaan Idul Adha. Penurunan penjualan daging sapi ini memang bertepatan dengan PON.
Tetapi saya menilai tidak seharusnya PON juga memicu terjadiya penurunan harga daging sapi. Karena peruntukan daging sapi ini didominasi untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan bakso. Yang semestinya juga mendorong peningkatan demand untuk kebutuhan daging sapi selama PON. Data menunjukan terjadi penurunan konsumsi di kisaran 5% hingga 15% dalam dua pekan terakhir dibandingkan dengan hari normal.
Sementara itu, konsumsi daging sapi 70% sampai 80% itu banyak dikonsumsi oleh pedagang bakso. Disusul rumah makan, hotel dan restauran sebanyak 15% sampai dengan 20%, dan hanya sekitar 5% kurang dikonsumsi oleh rumah tangga. Sehingga penurunan penjualan pedagang saat ini diduga bisa saja konsumen yang beralih ke sumber daging lainnya seperti daging ayam atau daging sapi beku. Atau dugaan lain karena daya beli melemah.
Kalau penurunan penjualan dikarenakan oleh pelemahan daya beli, maka dibutuhkan penelusuran lebih jauh terkait dengan potensi tersebut. Disisi lain, harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat setelah libur panjang ini ada yang mengalami kenaikan. Seperti cabai merah dan tomat yang harganya naik sekitar 200 per Kg. Cabai merah berada dikisaran 22 hingga 28, sementara tomat ada dikisaran 7 ribu per Kg.
Kenaikan harga kebutuhan pangan tersebut sejauh ini dipicu oleh distribusi barang yang terganggu akibat macet di akhir libur panjang. Sementara sejumlah komoditas pangan lainnya terpantau stabil sejauh ini. Kita tunggu saja nanti bagaimana titik keseimbangan pasar setelah perayaan PON. Dan beberapa komoditas seperti cabai merah dan cabai rawit masih berpeluang turun.
Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan. (sdf/mk)