Medankinian.com, Medan – Pada bulan agustus ini, harga CPO mengalami koreksi yang cukup dalam. Harga CPO yang tercatat di kisaran level 3.919 ringgit per ton, sempat terpuruk hingga menyentuh 3.688 ringgit per tonnya. Di tahun 2024 ini, harga CPO yang paling rendah terjadi pada awal Januari, yang sempat melemah hingga ke level 3.600-an ringgit per tonnya.
Dan saat ini harga CPO bergerak dikisaran 3.740 ringgit per tonnya. Sementara itu, kinerja ekspor Sumut selama tahun berjalan mengalami penurunan. Dan pada bulan Juni, ekspor Sumut turun sebesar 6.04% (YTD), dan turun sebesar 0.9% secara bulanan (MTM). Penurunan ekspor terjadi baik dari sisi tonase maupun dari sisi pendapatan devisa. Penurunan kinerja ekspor Sumut ini menjadi alarm bagi Sumut, seiring dengan ketidakpastian ekonomi global.
Penurunan harga CPO belakangan ini dipicu oleh penurunan pada komoditas pesaing CPO seperti kacang kedelai. Penurunan harga kacang kedelai dipicu oleh meningkatnya panen di AS yang mendorong kenaikan sisi persediaan atau supply. Harga kacang kedelai anjlok dari kisaran $12 per bushel pada bulan Juni, menjadi sekitar $9.4 per bushel saat ini.
Selain itu, ancaman resesi yang berpeluang terjadi pada ekonomi AS bisa menekan ekspor ril Sumut. Resesi selalu identik dengan melemahnya konsumsi masyarakat yang bisa memicu terjadinya penurunan harga komoditas atau deflasi. Sejauh ini AS memang belum mengalami resesi, akan tetapi probabilitas atau kemungkinan resesi AS mencuat belakangan ini.
Ini bukan menjadi kabar baik buat ekspor Sumut yang didominasi oleh ekspor produk turunan kelapa sawit. Penurunan harga CPO akan menggerus pendapatan ekspor, dan bisa menekan harga TBS di tingkat petani. Ada potensi dimana NTP (nilai tukar petani) perkebunan turun di bulan agustus ini. Dan kedepan kita lebih banyak berhadapan dengan ketidakpastian kinerja ekspor.
Ada banyak sentimen negatif yang bisa membuyarkan harapan kinerja ekspor maupun harga TBS petani kedepan. Perang yang kian meluas, potensi melambatnya pertumbuhan ekonomi Negara tujuan ekspor, potensi memburuknya kinerja ekonomi besar seperti AS dan China, dan dampak rentetan lain yang diakibatkan ketidak-stabilan politik. Dan upaya untuk memitigasi penurunan harga CPO adalah dengan mendorong penggunaan CPO untuk keperluan domestik.
Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan. (sdf/mk)