KPU Medan Rekrut Petugas Coklit Terkesan Amburadul
Medankinian.com, Medan – Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan pada tahapan pencocokan dan penelitian atau coklit data pemilih untuk Pilkada Medan 2024, mendapat sorotan.
Persoalan penyesuaian waktu antara petugas coklit dengan jam kerja masyarakat yang akan dicoklit, dinilai terlalu klise buat dijadikan alasan.
“Itu terlalu klasik untuk selalu disebut menjadi masalah dalam setiap Pemilu. Benar coklit bermasalah karena banyak faktor cuaca dan lain sebagainya. Apalagi Pantarlih kerja dari rumah ke rumah, yang merekrut mereka siapa? Kan KPU juga melalui PPS,” ujar Praktisi Kepemiluan Kota Medan, Taufik.
Hal itu dikemukakannya dalam diskusi ‘Menelisik Kendala dan Solusi Pemutakhiran Data Pemilih pada Pilkada Serentak tahun 2024’ yang digagas Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI) di Ketapang Rumah Kopi, Jalan Karya Bakti no 45 Medan, Selasa (9/7) malam.
Menurut Taufik, pola rekrutmen terhadap orang amburadul menjadi titik lemah. Sebab, KPU Medan tidak mampu menjamin jika para petugas coklit merupakan orang-orang yang memiliki visi menyukseskan Pemilu.
“Rekrutmen ini tidak benar-benar menghasilkan orang yang memiliki tanggungjawab, yang punya visi mensukseskan Pemilu,” katanya.
Anggaran Pilkada Medan 2024 saat ini mencapai Rp82 miliar. Uang besar dari rakyat itu menurutnya harus benar-benar terpakai untuk melaksanakan Pemilu yang berkualitas oleh KPU Medan sebagai pengguna anggaran.
“Jangan pula pada akhirnya karena kondisi yang tidak bertanggungjawab itu maka nantinya Pemilu kita ini menjadi Pemilu yang harap maklum. Karena mau tidak mau, dalam kondisi apa pun Pemilu ini memang akan berjalan,” ujar dia.
Proses coklit ini tentu menjadi satu tahapan yang sangat krusial berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada Medan 2024. Hal ini karena sukses atau tidaknya pelaksanaan agenda politik lima tahunan itu sangat erat kaitannya dengan keberhasilan KPU Medan dalam melakukan pendataan pemilih.
Diskusi yang diikuti para praktisi kepemiluan, pengamat politik maupun kalangan jurnalis ini diisi pembicara seperti Komisioner KPU Medan, Saut Haornas Sagala, Anggota Bawaslu Tebing Tinggi, Choky Nasution dan Akademisi FISIP UISU, Raden Deni admiral.
“Bicara coklit ini adalah bicara wajah Pemilu. Karena bicara Pemilu tidak hanya soal hasil tapi bicara proses. Jika coklit bermasalah maka pemilu akan bermasalah,” katanya. (red/mk)