Menu

Mode Gelap

Ekonomi Bisnis · 26 Mei 2024 10:17 WIB

Harga Cabai Merah Di Sumut Sangat Volatile, Perubahan Pola Tanam Akibat Cuaca Perlu Diwaspadai


					Harga Cabai Merah Di Sumut Sangat Volatile, Perubahan Pola Tanam Akibat Cuaca Perlu Diwaspadai Perbesar

Medankinian.com, Medan – Harga cabai merah saat libur panjang hari raya waisak bergerak sangat volatile dalam rentang 35 hingga 50 ribu per Kg. Bahkan jika ditarik data dalam 5 pekan terakhir, harga cabai merah bergerak dalam rentang 15 hingga 80 ribu per kg. Fluktuasi harga cabai merah yang terbilang sangat tajam ini membuktikan bahwa, sekalipun produksi cabai merah Sumut mampu memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Sumut.

Namun faktanya, harga cabai merah di wilayah Sumatera Utara sangat dipengaruhi oleh harga di luar wilayah Sumut. Pada musim panen dua bulan terakhir ini. Di Sumut wilayah yang menjadi pemasok cabai merah adalah batubara, karo dan deli serdang. Meskipun untuk wilayah kabupaten karo belakangan pasokannya lebih sedikit karena belum memasuki musim panen besar.

Dan produksi dari wilayah Batubara juga tidak maksimal mengalir ke sejumlah wilayah basis konsumsi seperti kota medan. Dari total permintaan cabai yang dibeli dari pedagang besar di kota medan. Cabai merah dari wilayah batubara hanya mampu menyediakan rata rata 70% permintaan pedagang. Sementara itu, cabai dari kabupaten karo mayortas masuk ke pasar yang ada di kota medan.

Biasanya, pada bulan maret hingga agustus, sumber pasokan cabai merah di kota medan umumnya didominasi dari kabupaten tarutung, karo dan aceh tengah. Sangat kecil sekali ketergantungannya dengan wilayah batubara. Namun, cuaca yang memburuk sebelumnya telah memicu terjadinya penurunan produktifitas dan perubahan pola tanam. Yang memaksa pedagang besar mencari sumber pasokan cabai merah di wilayah batubara.

Cuaca panas telah membuat petani menutup panennya lebih cepat dari biasanya. Ada potensi dimana petani lebih cepat 1 atau 2 minggu mengganti tanamannya dengan bibit yang baru. Perubahan pola tanam seperti ini juga berpeluang memicu terjadinya fluktuasi harga yang sifatnya tidak terduga. Jika dibiarkan pada dasarnya tetap saja nanti akan membentuk titik keseimbangan baru.

Akan tetapi dalam jangka pendek, bisa memicu terjadinya fluktuasi harga yang bisa merepotkan dalam pengendalian inflasi. Dan situasi akan kian rumit apabila cuaca berpindah dari ekstrim yang satu ke bentuk ekstrim yang lainnya. Dengan perubahan iklim, pengendalian inflasi di sisi produksi (hulu) kedepan kian berat tantangannya.

Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan. (sdf/mk)

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Anak SMA jadi Sasaran Judol dan Pinjol

19 November 2024 - 10:46 WIB

Harga Tomat Dan Minyak Goreng Melambung, Harga Daging Ayam Dan Ikan Tongkol Turun

15 November 2024 - 16:53 WIB

Peduli UMKM, Komisaris PT INALUM Kunjungi Rumah BUMN Toba di Balige

11 November 2024 - 18:08 WIB

Ketua KPPU: Penunjukan Langsung Dalam Peraturan Menteri BUMN Membuat Persaingan Usaha Tidak Sehat

5 November 2024 - 12:22 WIB

Banyak Cara Ditempuh KPPU Atas Industri Gula, Dibutuhkan Kebijakan yang Meningkatkan Persaingan

4 November 2024 - 14:15 WIB

Pupus Sudah Harapan Petani Cabai Merah, Harga Terpuruk Dihantam Cabai Dari Jawa

28 Oktober 2024 - 10:26 WIB

Trending di Ekonomi Bisnis