Medankinian.com, Medan – Kinerja IHSG mengalami tekanan yang besar khususnya dipicu oleh pelemahan kinerja saham di sektor perbankan. Kabar kebangkrutan Bank di AS menjadi kabar buruk bagi kinerja bursa saham di tanah air khususnysa saham perbankan. Bermula dari kebangkrutan silicon valley bank, saat ini mencuat kabar republic first bank yang alami kebangkrutan.
Selain itu, kabar dari keputusan The FED yang menunda pemangkasan bunga acuan juga turut memicu terjadinya tekanan pada IHSG. Bunga yang bertahan tinggi justru diterjemahkan sebagai beban bagi perbankan untuk mendapatkan keuntungan. Sejumlah harga saham Bank berkapitalisasi besar seperti BCA, Mandiri, BRI dan BNI.
Dimana saham BMRI anjlok 8.33%, BBNI anjlok 8%, BBRI turun 3.64% dan BBCA turun 2.55%. Termasuk juga saham perbankan lainnya. Pelemahan saham perbankan tersebut membuat IHSG turun 1.61% di level 7.117,42. Sementara investor asing membukukan transaksi beli bersih senilai 975 milyar pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, nata uang rupiah ditutup menguat di level 16.180 per US Dolar. Penguatan Rupiah ditengah pupusnya harapan pemangkasan bunga acuan, justru tidak begitu besar memberikan tekanan terhadap Rupiah. Saya menilai dampak dari kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan besaran bunga acuan sebelumnya, menyelematkan rupiah dari tekanan yang memburuk pada hari ini.
Disisi lain, harga emas juga mengalami pelemahan di hari ini. Harga emas terpukul di kisaran $2.300 per ons troy. Harga emas ditransaksikan melemah setelah pelaku pasar kecewa bahwa pemangkasan bunga acuan The FED kian tidak terlihat di tahun ini. Dengan sejumlah data ekonomi yang kuat, justru memunculkan kemungkinan bahwa The FED berpeluang menaikkan besaran bunga acuannya.
Demikian menurut analisis Pengamat Ekonomi Kota Medan Benjamin Gunawan. (sdf/mk)