Medankinian.com, Medan – Kinerja IHSG selama sesi perdagangan ditransaksikan di zona hijau. Namun, kinerja IHSG yang sempat menguat dan mendekati level 7.400 justru berbalik arah dan hanya ditutup menguat tipis 0.099% atau hanya naik 7.23 poin di level 7.338,35. Kinerja IHSG justru berbalik arah di sesi perdagangan kedua. Diperkirakan tekanan yang terjadi pada IHSG dipicu oleh aksi profit taking memanfaatkan kinerja IHSG yang menguat mendekati level psikologis 7.400.
Sedikit berbeda dengan IHSG, kinerja mata uang Rupiah mampu mempertahankan penguatannya dan ditutup naik di level 15.655 per US Dolar. Imbal hasil US Treasury 10 tahun yang ditransaksikan melemah menjadi katalis positif penguatan mata uang rupiah. Dan pemicu pelemahan adalah sikap dovish The FED, yang menjadi cerminan pelonggaran kebijakan moneter Bank Sentral AS kedepan.
Harga emas disisi lainnya masih bertahan di level $2.202 per ons troynya. Harga emas masih rawan terkoreksi di bawah level $2.200. Terlebih di akhir pekan ini, minimnya sentimen pasar akan sulit bagi harga emas untuk melanjutkan penguatannya. Harga emas saat ini mengalami kenaikan yang cukup tajam, dimana emas ditransaksikan diatas 1.1 juta per gram.
Harga emas mengalami kenaikan sekitar 15 ribu per gram dalam satu hari transaksi perdagangan terakhir. Memang terjadi penguatan pada mata uang Rupiah, namum lompatan yang lebih tinggi pada harga emas menjadi pemicu melonjaknya harga emas yang saat ini sekitar Rp. 1.112.000 per gramnya. Dan secara fundamental, harga emas diproyeksikan masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan.
(sdf/mk)