Medankinian.com, Medan – Berbagai regulasi ditetapkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dalam pelaksanaan kompetisi sepakbola Liga 1 dan Liga 2 musim 2023/2024. Kendati demikian, potensi pelanggaran tetap ada, yang berdampak sanksi terhadap klub. Untuk itu, tidak hanya klub, suporter pendukung diminta untuk tidak melakukan pelanggaran.
Seperti diketahui, PSSI dan PT LIB sebelumnya telah mengeluarkan surat larangan suporter tim tamu hadir di stadion yang menggelar pertandingan Liga 1 dan Liga 2. PT LIB surat bernomor 225/LIB-COR/VI/2023 perihal Penyampaian Revisi Peraturan Pertandingan Play-off yang bertanda tangan Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus.
Selain itu, penyalaan suar (flare) pada pertandingan akan menyebabkan tim tuan rumah dikenakan denda puluhan juta rupiah atau tergantung jumlah suar yang dinyalakan di pertandingan tersebut.
Pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi, kembali mengingatkan suporter untuk mematuhi larangan dari PSSI dan PT LIB tersebut. Saat peluncuran jersey dan perkenalan tim PSMS Medan ke publik, Senin (11/09/2023) siang di Hotel Santika, Edy kembali mengingatkan suporter untuk tak melakukan pelanggaran yang merugikan PSMS.
“Khusus kepada suporter, anda membakar flare, menghidupkan bunga api itu dendanya Rp 25 juta dan itu klub yang membayar,” ujar mantan gubernur Sumatera Utara itu.
Tidak melakukan pelanggaran yang merugikan tim menurut Edy merupakan bentuk kecintaan terhadap tim yang didukung. Namun, jika melakukan pelanggaran yang merugikan tim, berarti orang tersebut tidak menyayangi timnya.
“Kalau kelakukan pelanggaran berarti kalian tak sayang sama tim ini,” ungkapnya.
Sementara itu di tempat yang sama, pengelola PSMS Medan, Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia, Arifuddin Maulana juga mengingatkan betapa ketatnya regulasi PSSI dan PT LIB musim ini. Untuk itu dia berharap suporter bisa bekerjasama dengan baik.
“Suporter kita harap ke depan untuk kerjasamanya. Apapun yang dilakukan, olahraga sepakbola ini bukan hanya tentang menang dan kalah. Kita semuanya ingin menang, tapi jangan karena kekalahan kita merugikan tim,” ujarnya.
Arifuddin mengingatkan suporter untuk belajar dari beberapa tragedi yang ada di Indonesia terutama dari tragedi Kanjuruhan. Dia berharap, tindakan yang dilakukan suporter jangan sampai merugikan suporter dan tim yang didukung.
Kita harus dipiikirkan dulu sebelum bertindak, jangan sampai merugikan tim. Karena sekarang peraturannya ketat. Away (pertandingan tandang) tidak boleh penonton itu datang menggunakan atribut suporter. Kalau menggunakan atribut atau nyanyi, tim itu didenda Rp 25 juta. Yang membayar itu tim. Tolong disiasati benar. Kan lumayan uangnya bisa untuk puding pemain dari Pada membayar Liga (denda),” ucapnya. (sdf/mk)