Medankinain.com, Medan – Banyak yang terkejut siaran TV tiba-tiba hilang karena perubahan dari TV analog ke digital. Bagi yang tidak mengetahui hal tersebut, masyarakat bahkan ada yang menduga TV nya rusak, atau antenanya yang bermasalah. Keluhan selanjutnya datang dari masyarakat kurang mampu yang harus membeli STB (set top box) dengan harga di atas 150 ribu per unit nya.
Dari pemantauan saya dilapangan, harga STB dijual dalam rentang 150 hingga 500 ribu per unitnya. Sejumlah sumber menyatakan kalau harga STB ini bervariasi, semakin mahal harganya maka saluran TV atau channel yang didapatkan bisa semakin banyak. Disisi lain, saya melihat bahwa demand atau permintaan untuk STB ini luar biasa tinggi.
Sehingga pemerintah perlu turun tangan untuk mengontrol harga STB. Karena demand yang tinggi tersebut sangat berpeluang memicu terjadinya kenaikan harga STB di lapangan. Selanjutnya masyarakat miskin juga keberatan dengan pengeluaran sebesar itu. Sehingga pemerintah memang dibutuhkan kehadirannya untuk menyediakan STB bagi masyarakat miskin.
Dari informasi yang saya dapatkan, pemerintah akan memberikan bantuan STB bagi masyarakat miskin. Datanya megacu kepada data terpadu kesejahteraan sosial. Ini bisa jadi solusi bagi masyarakat menengah kebawah atau miskin untuk mendapatkan STB. Mengingat TV masih menjadi saluran utama informasi, edukasi dan hiburan bagi semua kelas masyarakat.
Hanya kebutuhannya saja yang berbeda. Tetapi bagi masyarakat menengah kebawah, TV masih memegang peranan penting. Dan kehadiran TV digital justru memberikan lebih banyak ragam pilihan saluran TV dibandingkan TV analog sebelumnya. Yang nantinya juga akan merubah pola kebiasaan masyarakat yang bisa saja kembali menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton TV.
Selain demand akan STB, permintaan TV khususnya produksi TV di tahun 2022 keatas berpeluang mengalami kenaikan. Dan saluran memang lebih jernih dibandingkan dengan TV analog. Namun jika masyarakat yang tidak mampu membeli STB dan menunda pembeliannya untuk waktu yang lebih lama.
Maka potensi penurunan konsumsi listrik akan terjadi. Karena kebiasaan masyarakat akan berubah. Seperti kalau sebelumnya masyarakat menonton TV setelah magrib. Maka akan berubah menjadi pola tidur lebih cepat, dan ini juga bisa mengurangi konsumsi listrik. (sdf/mk)