Menu

Mode Gelap

Medan · 30 Mar 2023 22:36 WIB

Demo HMI Di Balai Kota Medan: Berawal Kritik, Berakhir Pujian


					Demo HMI Di Balai Kota Medan: Berawal Kritik, Berakhir Pujian Perbesar

Medankinian.com, Medan – Dengan membawa satu unit mobil komando, puluhan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan menggelar aksi di depan Balai Kota Medan, Kamis (30/3) siang. Meski cuaca saat itu sangat terik, tidak mengurungkan sedikit pun semangat mereka untuk menyampaikan aspirasi. Dengan suara menggelegar, mereka secara bergantian menyampaikan kritisinya terhadap program kerja yang dilakukan Wali kota Medan Bobby Nasution.

Mulai dari lima program prioritas, penanganan stunting hingga lampu jalan dinilai tidak ada yang berhasil. Bahkan, sejumlah massa sempat emosi dengan menggoyang pintu pagar masuk Balai Kota berulangkali sehingga rusak dan sulit dibuka. Tidak itu saja, dinding tembok pagar dicoreti menggunakan cat semprot merah sebagai ungkapan pelampiasan rasa emosi.

Aksi para mahasiswa itu pun dihadapi Bobby Nasution dengan tenang. Satu persatu kritikan yang disampaikan dijawab orang nomor satu di Pemko Medan tersebut. Sedikit demi sedikit emosi para mahasiswa menurun. Setelah mendengar penjelasan yang disampaikan langsung Bobby Nasution, para mahasiswa menyadari apa yang mereka tudingkan itu tidak tepat.

Seperti kritikan yang mengenai program stunting, mahasiswa menuding akibat mengikuti program stunting Pemko Medan, seorang bayi mengalami mal praktek sehingga ayah sang bayi melaporkan persoalan itu kepada Polda Sumut. Di samping itu, para mahasiswa menilai penanganan stunting yang dilakukan tidak berhasil karena tidak ada penurunan yang signifikan.

Dikatakan Bobby Nasution, Pemko Medan mendukung langkah yang dilakukan orang tua sang bayi dan Polda Sumut untuk dilakukan pengusutan. Selanjutnya, Bobby Nasution minta dijelaskan apa program stunting yang dilakukan Pemko Medan sehingga menyebabkan terjadinya mal praktek. Namun tak satu pun dri para mahasiswa yang bisa menjelaskannya.

Selanjutnya, terkait dengan tudingan yang mengatakan penanganan stunting tidak ada penurunan, Bobby Nasution menjelaskan, sejak awal kepemimpinannya angka stunting di Kota Medan sebanyak 550 balita. Namun setelah dilakukan penanganan melalui sejumlah program, termasuk sebagai bapak asuh untuk membantu anak yang terkena stunting, angka stunting pun mengalami penurunan menjadi 364 balita dan terakhir menjadi 359 anak.

Kemudian mengenai persoalan banjir yang masuk menjadi salah satu program prioritas Pemko Medan, Bobby Nasution menjelaskan, Pemko Medan telah berupaya mengatasi banjir melalui perangkat daerah terkait. Untuk persoalan banjir yang kerap terjadi di kawasan Perumahan Tasbi II, jelasnya, pemko Medan tidak dapat melakukan penanganan karena pihak developer belum menyerahkan asetnya berupa Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) kepada Pemko Medan.

“Bahkan, persoalan itu sudah kami sampaikan kepada KPK. Tapi sampai saat ini belum diserahkan sehingga Pemko Medan tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau nanti kami bongkar untuk membersihkan drainase, kami bisa dituntut. Untuk itu, mari bantu kami sampaikan kepada warga komplek jika terjadi banjir, jangan salahkan Pemko Medan, karena PSU nya belum diserahkan,” jelasnya.

Selanjutnya, Bobby mengungkapkan ada 12 sungai yang melintasi Kota Medan. Untuk menormalisasinya dibutuhkan kolaborasi dan waktu. Oleh karenanya untuk menyikapinya, ungkapnya, Pemko Medan akan membangun kolam retensi. Kemudian, imbuhnya, dilanjutkan dengan melakukan perbaikan drainase.

“Untuk mengatasi banjir di kawasan Medan Johor, kita bangun drainase Salah satu drainase yang kita bangun paling besar di sana sehingga bisa mengalir ke kanal yang begitu besar tapi tidak ada airnya,” paparnya.

Mengenai para pedagang yang ada di sana, Bobby Nasution mengaku sudah menawarkan untuk dicarikan tempat namun para pedagang menolaknya. “Kita sudah tawarkan pemindahan, sebab pengerjaan drainase akan menganggu pedagang yang berjualan tapi ditolak,” terangnya.

Kemudian, Bobby Nasution menambahkan, pengerjaan drainase yang dilakukan saat ini dimulai dari hilir ke hulu guna mengantisipasi elevasi yang ada sehingga nantinya air dapat mengalir lancar ke sungai terdekat guna mengatasi terjadinya banjir.

Suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu selanjutnya menjelaskan terkait kritikan soal lampu jalan (lampu pocong/lampu landscape), sebelum mahasiswa HMI melakukan aksi, ia mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan jajarannya terkait solusinya, termasuk permintaan agar BPK melakukan pemeriksaan.

“Karena pengerjaannya masih 50 persen, maka BPK belum bisa masuk. Oleh karenanya saya minta Inspektorat Kota Medan untuk melakukan pemeriksaan apakah pengerjaan lampu jalan itu ada penyelewengan. Hasil pemeriksaan nanti kita koordinasikan dengan teman-teman dari hukum,” tegasnya.

Para mahasiswa yang diawal aksi begitu bergelora dan sempat beringas tapi setelah mwndemgar penjelasan Bobby Naaution pun akhirnya ‘lembut’. “Aksi ini kami lakukan karena sayang sama abang (Bobby Nasution) dan Kota Medan. Jadi sebenarnya dialektika seperti ini yang kami inginkan,” ujar salah seorang mahasiswa menimpali penjelasan yang disampaikan Bobby Nasution. (sdf/mk)

Artikel ini telah dibaca 139 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Peringati HGN 2024, Lailatul Badri: Guru Hebat, Indonesia Kuat

25 November 2024 - 21:01 WIB

Banyak Undangan C6 Belum Diterima, Dewan Pesimis Kehadiran Masyarakat di Pilkada 2024

25 November 2024 - 20:49 WIB

Peringati Hari Guru Nasional, Bobby Nasution Berbusana Adat Tradisional

25 November 2024 - 20:46 WIB

Penertiban APK Dimulai 24-26 November 2024, Pemko Medan Harap Semua Pihak Saling Berkolaborasi

20 November 2024 - 21:26 WIB

Topan Ikuti Rakor Penyelesaian Permasalahan SIB di Lingkungan Kemendagri

20 November 2024 - 21:22 WIB

Antisipasi Kehilangan di Parkiran Taman Cadika, Kendaraan Roda Dua Wajib Tunjukkan STNK

18 November 2024 - 13:31 WIB

Trending di Medan