Medankinian.com, Jakarta – Mengacu kepada hasil analisis Suara UKM Negeri Vol 2 Ninja Xpress, live selling menjadi salah satu tren e-commerce yang sedang berkembang. Sebanyak satu dari tiga shipper setidaknya sudah pernah melakukan live selling.
Semakin banyak penjual yang melakukan live selling, tentu tidaklah mudah untuk membuat penonton tetap bertahan di sesi live selling yang kamu lakukan. Perlu strategi khusus agar live selling kamu dapat mempertahankan perhatian pembeli hingga mengkonversikannya ke penjualan.
Erika Richardo, pengusaha, pelukis, dan content creator di TikTok, membagikan tips tentang hal-hal yang perlu kamu hindari agar jualan semakin laris di live selling TikTok.
Berbelit-belit dalam Menjelaskan Informasi Produk
Informasi yang disiarkan pada live TikTok tidak boleh berbelit-belit karena akan membuat penonton kurang tertarik. Jika mereka sudah tidak tertarik di awal maka mereka akan langsung melewatkan live streaming-mu begitu saja. Informasi harus padat dan jelas agar dapat diterima penonton dengan baik sehingga dapat merangsang minat untuk terus berinteraksi hingga akhirnya membeli produk.
Erika Ricardo yang mengembangkan bisnisnya melalui TikTok menerapkan 2 seconds rule; yakni 2 detik pertama pada konten videonya yang dimaksimalkan agar penonton tetap bertahan mengikuti videonya hingga akhir
Pengemasan Konten yang Monoton
Kemas konten dalam bentuk yang variatif. Berikut beberapa format live di TikTok yang bisa kamu lakukan:
1.Q&A (Question and Answer) Atau Sesi Tanya Jawab
Kamu dapat menjawab seluruh pertanyaan terkait perusahaan dan produk yang ditawarkan secara langsung dari penonton dengan menekankan kelebihan dari produk yang ditawarkan secara persuasif. Jelaskan solusi yang diberikan produk terhadap permasalahan yang dihadapi penonton. Sesi tanya jawab dapat meningkatkan hubungan antara kamu dan audiens yang pada akhirnya akan memunculkan kepercayaan serta emotional bonds.
2. Live Events
Promosi secara langsung dengan memberikan diskon maupun promo juga dapat memberikan dampak besar pada omset penjualan. Selain jumlah penggunanya yang banyak, kamu tidak perlu harus mengeluarkan biaya promosi serta iklan. Berikan beberapa penawaran menarik seperti flash sale yang hanya ada saat live berlangsung agar pembeli segera menyelesaikan pembayarannya sebelum live berakhir.
3. Open House & Review Products
Live TikTok juga memberikan kesempatan untuk pelaku bisnis menampilkan secara langsung seluruh produk yang ditawarkan. Hal ini terbukti sangat efektif untuk mengkonversi traffic audiens kepada penjualan. Dengan menampilkan review secara langsung, maka audiens akan mendapat gambaran terhadap produk yang kamu tawarkan.
4. Direct Selling
Kamu perlu memancing perhatian penonton dengan judul live yang menarik serta CTA (call to actions) yang sesuai untuk melakukan penjualan langsung. Kamu dapat membagikan kode promo, situs penjualan, serta waktu live berikutnya. Kamu dapat melakukan live direct selling pada prime time TikTok digunakan yaitu pada jam 9 sampai 11 pagi pada hari Senin hingga Jumat. Kalau tidak sempat mengadakan live pada jam tersebut, kamu bisa meluncurkannya setelah jam 7 malam saat pekerja selesai beraktivitas.
Tidak Melampirkan Fitur Katalog & Pembelian Langsung
Ketika kamu tidak melampirkan fitur katalog dan pembelian langsung, maka penonton akan kesulitan untuk membeli produk. Fitur ini akan mempermudah penonton melakukan pembelian dan mengambil promo saat live.
TikTok Live kini menjadi wadah diskusi antar brand dengan customer dan calon customer serta mampu meningkatkan awareness terhadap brand-mu. Selain itu, TikTok juga memudahkanmu untuk berkolaborasi dengan content creator atau influencer secara terbuka.
Live di TikTok perlu dilakukan secara berkala agar penonton tidak lupa dengan produk dan brand yang kamu jual. Namun kamu tetap perlu mengukur keberhasilan konten dan live yang dilakukan selama ini karena produk yang berbeda membutuhkan strategi yang berbeda pula. (sdf/mk)