Menu

Mode Gelap

Medan · 14 Sep 2021 13:28 WIB

Istana Maimoon Dukung Perwal Pakaian Adat Multi Etnis di Kota Medan


					Istana Maimoon Dukung Perwal Pakaian Adat Multi Etnis di Kota Medan Perbesar

Medankinian.com, Medan– Permintaan sekelompok warga dari beberapa organisasi Melayu kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution merevisi aturan baju adat mendapat tanggapan pengurus Yayasan Istana Maimoon.

Ketua Harian Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid Tengku Ma’moon Al Rasjid mengungkapkan pengurus berpendapat bahwa perwal yang telah wali kota buat tentu sudah melewati kajian. Baik kajian sosiologis maupun akademis.

“Jadi mengenai perwal, kami berpendapat mungkin ini yang terbaik. Mengingat kemajemukan Kota Medan yang multietnis,” ucapnya, Senin (13/9/2021).

Jadi, katanya, meski ada penolakan beberapa orang warga Melayu, Istana Maimoon tidak ada ikut campur. Meskipun kegiatan penolakan di gelar di halaman Istana Maimoon, Jumat (10/9/2021) petang.

“Kegiatan tersebut tanpa pemberitahuan, apalagi izin penggunaan Istana Maimoon.  Memang Istana Maimoon sering digunakan oleh komunitas-komunitas Melayu. Terutama mungkin karena rasa bangganya terhadap Istana Maimoon. Tapi perlu kita ingat bahwa tidak semua kegiatan di sini merupakan aspirasi dari kaum kerabat Kesultanan Deli,” terangnya.

Menurut Ma’moon, pernyataan beberapa masyarakat Melayu yang meminta wali kota merevisi perwal tidaklah mewakili mayoritas masyarakat Melayu, terutama di Kesultanan Deli. Sebab, ketika perwal tersebut Bobby sampaikan, tidak ada gejolak dari masyarakat Melayu.

“Kurang pas rasanya, jika kita meminta baju adat melayu menjadi satu-satunya yang Pemko gunakan. Nanti akan menyinggung saudara-saudara kita lainnya. Dan jangan sampai penolakan ini terlihat sebagai sebuah bentuk arogansi,” ucapnya.

Kata dia, bukan karena perwal ini, jadi hilang Melayu di bumi, terutama Kota Medan ini. Lantaran perjalanan Kota Medan ini tidak akan bisa lepas dari Suku Melayu.

“Penolakan ini saya rasa juga kurang menjunjung semangat persatuan dan kesatuan serta keberagaman yang bisa hidup berdampingan di Kota Medan. Di mana sedari dulu sudah terbentuk. Terlebih ketika kesultanan Deli pada masa lalu juga memberikan kesempatan dan mengajak bersama-sama semua suku untuk membangun kota Medan,” jelasnya

Dia bilang, wali kota sebagai orang nomor satu di Kota Medan secara tersirat juga menunjukkan rasa hormat dan bangganya sebagai bapak Kota Medan. Yakni yang memiliki suku Melayu sebagai bagian dari sejarah besar terbangunnya Kota Medan. Sehingga menggunakan baju adat melayu ketika mengumumkan perwal tersebut.

Ini membuktikan wali kota memahami dan berusaha menjaga perasaan suku melayu. Yakni sebagai suku yang memiliki akar sejarah panjang dalam pendirian dan perkembangan Kota Medan.

Menularkan Semangat Kebhinekaan

“Jadi apa yang telah wali kota lakukan sepatutnya mendapat apresiasi. Dan semoga yang wali kota lakukan, bisa menjadi contoh untuk kota-kota lain di Indonesia. Yakni menularkan semangat kebhinekaan,” jelas dia.

Ma’moon juga berharap, langkah ini sebuah bentuk semangat Wali Kota Medan. Sehingga bisa merangkul dan memberikan tempat serta dukungan untuk seluruh suku. Kemudian bisa sama-sama membangun Kota Medan serta memberikan perhatian yang penuh untuk setiap suku yang ada di Kota Medan. Agar tetap dapat melestarikan budayanya. Serta menjaga sejarahnya tetap ada.

“Saudara-saudara kita di Jawa Barat, di Jawa Tengah, Jogja, Bali yang kita lihat menggunakan baju adat, atau ornamen baju adat. Baik yang suku asli atau pendatang pada awalnya mereka juga tidak memaksa dan dipaksa. Tapi dimulai dari kelompok kecil yang menularkan rasa bangga mereka menggunakan baju adat,” jelas dia.

Lalu, pemerintah daerah menguatkan literasi-literasi sejarah; membangun wadah diskusi; serta mengembangkannya. Dan pada akhirnya semangat dan rasa bangga ini meluas,dan di ikuti sama semua kalangan bahkan sampai nasional.

“Dengan begini, Sejarah tidaklah hilang, adat istiadat tetap terjaga, budaya tetap ada sepanjang masa,” tukasnya.

 

(Mk/sdf)

Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Komisi I DPRD Medan Gelar RDP, Waspadai Modus Penipuan Pengisian IKD Catut Nama Disdukcapil

11 Februari 2025 - 22:00 WIB

RDP Komisi II dengan Disdik Medan Digelar Tertutup, Kasman : Banyak yang Mau Dibahas

11 Februari 2025 - 21:57 WIB

Bangunan Tembok Perumahan The City View Ilegal, DPRD Medan Tuding Dinas SDABMBK Lakukan Pembiaran

11 Februari 2025 - 21:54 WIB

Terkait Pencabutan Perda 2 Tahun 2015, Janses Simbolon: Semoga Punya Landasan Hukum

10 Februari 2025 - 21:30 WIB

Paripurna Pencabutan Perda RDTR dan Peraturan Zonasi, Dapat Menjadi Kepastian Hukum Penataan Pembangunan

10 Februari 2025 - 21:26 WIB

Rapat Paripurna Ranperda Pencabutan RDTR, El Barino Shah: Kita Minta Libatkan Orang yang Miliki Integritas Tinggi

10 Februari 2025 - 21:24 WIB

Trending di Medan